Rabu, 18 Mei 2016

Pantai Balian: Tempat Wisata Pantai di Bali untuk Surfing

2016 - Hallo sahabat WIsata Bali dan Sekitarnya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 2016, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Objek Wisata, Artikel Pantai, Artikel Surfing, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pantai Balian: Tempat Wisata Pantai di Bali untuk Surfing
link : Pantai Balian: Tempat Wisata Pantai di Bali untuk Surfing

Baca juga


2016

Pantai Balian adalah sebuah pantai berpasir hitam abu-abu pada pesisir selatan di Bali bagian barat yang terkenal dengan olah raga selancar air (surfing), pantai Balian atau juga disebut Pantai Tukad Balian adalah salah satu tempat wisata pantai di Bali yang memiliki panorama alam yang indah dengan ombak yang sangat baik dan cocok untuk dijadikan tempat berselancar dan merupakan salah satu pantai yang terbaik untuk berselancar di Bali. Disepanjang pantai berjejer pohon-pohon kelapa, sehingga suasana di daerah ini masih terlihat sangat asri. Pantai Balian banyak dikunjungi turis peselancar ketika mereka berlibur di pulau Dewata Bali dan merupakan surga bagi para peselancar/penghobi surfing. Tempat wisata Pantai Balian terletak di wilayah Desa Lalang linggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Bali Indonesia.

Pantai Balian: Tempat Wisata Pantai di Bali untuk Surfing (berselancar) - Panduan Wisata Bali - Liburan di Bali
Balian Surf, Foto: www.balian-villa.com

Sejarah Nama Pantai Balian

Balian adalah sebenarnya nama sebuah sungai yang ada di Desa Lalanglinggah. Sejarah nama Balian berkaitan dengan kedatangan seorang pendeta suci dari pulau Jawa yang bernama Danghyang Nirartha, masyarakat juga menyebut Beliau dengan sebutan Dang hyang Dwijendra atau Pendanda Sakti Wawu Rauh, Beliau juga adalah pendiri Pura Tanah Lot. Pada abad ke-15 beliau pernah melewati daerah ini dalam perjalanan suci beliau untuk mengunjungi pulau Bali dari jawa melalui pesisir pantai selatan Bali. Konon, Ketika beliau tiba di tempat ini, beliau banyak menemukan penduduk yang sakit, maka dengan kekuatannya, beliau menancapkan tongkatnya di bagian hulu sungai kemudian menyuruh orang-orang yang sakit untuk mandi dan membersihkan diri di hilir sungai, kemudian dengan seketika orang-orang yang sakit tersebut menjadi sembuh. Karena keampuhan dari sungai tersebut maka penduduk menyebutnya sungai Balian. Balian dalam bahasa Bali berarti dukun (yang bisa menyembuhkan penyakit), Liburan Bali, Panduan Wisata Bali, Tempat Wisata di Bali sungai Balian mempunyai 11 anak sungai dan bagi masyarakat setempat sungai ini dianggap suci, maka sampai sekarang masih digunakan untuk penyucian diri (penglukatan). Air dari sungai Balian langsung menuju ke laut, dan hilir dari sungai Balian ada pada bibir pantai, maka dapat disimpulkan bahwa nama pantai Balian disebutkan adalah karena hilir dari Tukad Balian berada pada bibir pantai, maka sampai sekarang pantai tersebut disebut dan terkenal dengan nama pantai Balian.

Pantai Balian - Bagaimana Menuju Kesana?

Pantai berpasir hitam Balian berada dekat dengan ruas jalan utama yang mengubungkan antara Jembrana dan Denpasar. Pantai Balian dapat ditempuh dengan jarak kurang lebih 60 km atau sekitar 2 jam perjalanan dari kota Denpasar, Kuta ataupun daerah sekitarnya, atau sekitar 84 km dari pelabuhan Gilimanuk, Jembrana Bali, dan sekitar 30 menit dari pantai Medewi. Untuk mengunjungi Pantai Balian bisa ditempuh menggunakan bus, taksi, dan sepeda motor ataupun mobil yang dapat disewa di tempat penyewaan kendaraan. Bagi wisatawan yang belum pernah mengunjungi pantai Balian sangat direkomendasikan menyewa kendaraan dengan supir untuk kenyamanan, keamanan dan untuk menghindari sesat di jalan.

Pantai Balian - Dimana Untuk Tinggal?

Pantai Balian merupakan daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan khususnya para peselancar, maka disekitar wilayah itu banyak dijumpai tempat penginapan ataupun villa untuk kenyamanan wisatawan dengan harga menginap yang bervariasi sesuai dengan fasilitas akomodasi yang disediakan. Jadi, untuk tinggal dan menginap di tempat wisata pantai Balian tidak perlu dikhawatirkan. Selain itu, di kawasan pantai Balian juga banyak ditemukan bar dan restoran yang menjual berbagai macam makanan dan minuman, menu makanan yang khas yang biasanya ditawarkan di rumah makan di sekitar pantai Balian adalah menu makanan laut atau sea food, seperti ikan bakar, kepiting dan cumi bakar, dll.

Waktu Terbaik Mengunjungi Pantai Balian

Seperti kebanyakan tempat wisata pantai lainnya di Bali, waktu yang terbaik untuk berkunjung ke pantai adalah pada saat sebelum matahari terbit/terbenam, sedangkan untuk di pantai Balian karena terletak di pesisir selatan di Bali barat, maka waktu yang terbaik untuk mengunjunginya adalah pada sore hari menjelang matahari terbenam/sunset. Tetapi jika ingin berselancar untuk merasakan indahnya ombak Pantai balian biasanya di sesuaikan dengan keadaan cuaca, keadaan arus laut serta letak dan tinggi ombak.
Baca selengkapnya tentang Balian Surf Report and Forecast

Berselancar di Pantai Balian - Tempat wisata di Tabanan Bali
Pantai balian Bali, Foto: Balian Villa

Meskipun Pantai Balian terkenal dengan ombaknya yang indah dan menjadi surga bagi peselancar, tetapi para peselancar harus tetap waspada akan serangan hiu. Kadang-kadang hiu banteng terlihat berenang di sekitar pantai. Menurut berita, kejadian serangan hiu di perairan Indonesia sangat jarang terjadi, tetapi selama ini serangan hiu hanya terjadi di perairan pantai Balian saja, maka diharapkan bagi para peselancar agar tetap waspada, tidak peduli meskipun peselancar pro ataupun pemula, Keselamatan adalah prioritas utama.
Baca selengkapnya tentang Shark attacks in Balian Bali

Objek Wisata di sekitar Pantai Balian

Selain tempat wisata pantai Balian, juga terdapat beberapa objek wisata yang lainnya yang terletak tidak jauh dari wilayah pantai Balian, seperti pantai Soka yang memiliki pemandangan yang indah dan Agrowisata Kebun Buah Naga Lumbung Berkat yang berlokasi di Desa Antap. Agrowisata Lumbung Berkat ini merupakan satu-satunya objek agrowisata di Kecamatan Selemadeg, Tabanan, yang memiliki luas kebun sekitar 50 are dan ditumbuhi lebih dari 3.000 biji tanaman buah naga.

Peta Pantai Balian Bali

Peta lokasi Pantai Balian Bali oleh Google Maps



Permalink: Pantai Balian: Tempat Wisata Pantai di Bali untuk Surfing | Bali Glory


Pantai Balian adalah sebuah pantai berpasir hitam abu-abu pada pesisir selatan di Bali bagian barat yang terkenal dengan olah raga selancar air (surfing), pantai Balian atau juga disebut Pantai Tukad Balian adalah salah satu tempat wisata pantai di Bali yang memiliki panorama alam yang indah dengan ombak yang sangat baik dan cocok untuk dijadikan tempat berselancar dan merupakan salah satu pantai yang terbaik untuk berselancar di Bali. Disepanjang pantai berjejer pohon-pohon kelapa, sehingga suasana di daerah ini masih terlihat sangat asri. Pantai Balian banyak dikunjungi turis peselancar ketika mereka berlibur di pulau Dewata Bali dan merupakan surga bagi para peselancar/penghobi surfing. Tempat wisata Pantai Balian terletak di wilayah Desa Lalang linggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Bali Indonesia.

Pantai Balian: Tempat Wisata Pantai di Bali untuk Surfing (berselancar) - Panduan Wisata Bali - Liburan di Bali
Balian Surf, Foto: www.balian-villa.com

Sejarah Nama Pantai Balian

Balian adalah sebenarnya nama sebuah sungai yang ada di Desa Lalanglinggah. Sejarah nama Balian berkaitan dengan kedatangan seorang pendeta suci dari pulau Jawa yang bernama Danghyang Nirartha, masyarakat juga menyebut Beliau dengan sebutan Dang hyang Dwijendra atau Pendanda Sakti Wawu Rauh, Beliau juga adalah pendiri Pura Tanah Lot. Pada abad ke-15 beliau pernah melewati daerah ini dalam perjalanan suci beliau untuk mengunjungi pulau Bali dari jawa melalui pesisir pantai selatan Bali. Konon, Ketika beliau tiba di tempat ini, beliau banyak menemukan penduduk yang sakit, maka dengan kekuatannya, beliau menancapkan tongkatnya di bagian hulu sungai kemudian menyuruh orang-orang yang sakit untuk mandi dan membersihkan diri di hilir sungai, kemudian dengan seketika orang-orang yang sakit tersebut menjadi sembuh. Karena keampuhan dari sungai tersebut maka penduduk menyebutnya sungai Balian. Balian dalam bahasa Bali berarti dukun (yang bisa menyembuhkan penyakit), Liburan Bali, Panduan Wisata Bali, Tempat Wisata di Bali sungai Balian mempunyai 11 anak sungai dan bagi masyarakat setempat sungai ini dianggap suci, maka sampai sekarang masih digunakan untuk penyucian diri (penglukatan). Air dari sungai Balian langsung menuju ke laut, dan hilir dari sungai Balian ada pada bibir pantai, maka dapat disimpulkan bahwa nama pantai Balian disebutkan adalah karena hilir dari Tukad Balian berada pada bibir pantai, maka sampai sekarang pantai tersebut disebut dan terkenal dengan nama pantai Balian.

Pantai Balian - Bagaimana Menuju Kesana?

Pantai berpasir hitam Balian berada dekat dengan ruas jalan utama yang mengubungkan antara Jembrana dan Denpasar. Pantai Balian dapat ditempuh dengan jarak kurang lebih 60 km atau sekitar 2 jam perjalanan dari kota Denpasar, Kuta ataupun daerah sekitarnya, atau sekitar 84 km dari pelabuhan Gilimanuk, Jembrana Bali, dan sekitar 30 menit dari pantai Medewi. Untuk mengunjungi Pantai Balian bisa ditempuh menggunakan bus, taksi, dan sepeda motor ataupun mobil yang dapat disewa di tempat penyewaan kendaraan. Bagi wisatawan yang belum pernah mengunjungi pantai Balian sangat direkomendasikan menyewa kendaraan dengan supir untuk kenyamanan, keamanan dan untuk menghindari sesat di jalan.

Pantai Balian - Dimana Untuk Tinggal?

Pantai Balian merupakan daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan khususnya para peselancar, maka disekitar wilayah itu banyak dijumpai tempat penginapan ataupun villa untuk kenyamanan wisatawan dengan harga menginap yang bervariasi sesuai dengan fasilitas akomodasi yang disediakan. Jadi, untuk tinggal dan menginap di tempat wisata pantai Balian tidak perlu dikhawatirkan. Selain itu, di kawasan pantai Balian juga banyak ditemukan bar dan restoran yang menjual berbagai macam makanan dan minuman, menu makanan yang khas yang biasanya ditawarkan di rumah makan di sekitar pantai Balian adalah menu makanan laut atau sea food, seperti ikan bakar, kepiting dan cumi bakar, dll.

Waktu Terbaik Mengunjungi Pantai Balian

Seperti kebanyakan tempat wisata pantai lainnya di Bali, waktu yang terbaik untuk berkunjung ke pantai adalah pada saat sebelum matahari terbit/terbenam, sedangkan untuk di pantai Balian karena terletak di pesisir selatan di Bali barat, maka waktu yang terbaik untuk mengunjunginya adalah pada sore hari menjelang matahari terbenam/sunset. Tetapi jika ingin berselancar untuk merasakan indahnya ombak Pantai balian biasanya di sesuaikan dengan keadaan cuaca, keadaan arus laut serta letak dan tinggi ombak.
Baca selengkapnya tentang Balian Surf Report and Forecast

Berselancar di Pantai Balian - Tempat wisata di Tabanan Bali
Pantai balian Bali, Foto: Balian Villa

Meskipun Pantai Balian terkenal dengan ombaknya yang indah dan menjadi surga bagi peselancar, tetapi para peselancar harus tetap waspada akan serangan hiu. Kadang-kadang hiu banteng terlihat berenang di sekitar pantai. Menurut berita, kejadian serangan hiu di perairan Indonesia sangat jarang terjadi, tetapi selama ini serangan hiu hanya terjadi di perairan pantai Balian saja, maka diharapkan bagi para peselancar agar tetap waspada, tidak peduli meskipun peselancar pro ataupun pemula, Keselamatan adalah prioritas utama.
Baca selengkapnya tentang Shark attacks in Balian Bali

Objek Wisata di sekitar Pantai Balian

Selain tempat wisata pantai Balian, juga terdapat beberapa objek wisata yang lainnya yang terletak tidak jauh dari wilayah pantai Balian, seperti pantai Soka yang memiliki pemandangan yang indah dan Agrowisata Kebun Buah Naga Lumbung Berkat yang berlokasi di Desa Antap. Agrowisata Lumbung Berkat ini merupakan satu-satunya objek agrowisata di Kecamatan Selemadeg, Tabanan, yang memiliki luas kebun sekitar 50 are dan ditumbuhi lebih dari 3.000 biji tanaman buah naga.

Peta Pantai Balian Bali

Peta lokasi Pantai Balian Bali oleh Google Maps



Permalink: Pantai Balian: Tempat Wisata Pantai di Bali untuk Surfing | Bali Glory


Sabtu, 07 Mei 2016

Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park

2016 - Hallo sahabat WIsata Bali dan Sekitarnya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 2016, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kebun Binatang, Artikel Objek Wisata, Artikel Tabanan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park
link : Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park

Baca juga


2016

Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park adalah sebuah objek wisata di Tabanan dan juga taman pelestarian dan penangkaran kupu-kupu yang terbesar di Bali serta di Indonesia dan di Asia Tenggara dan sekaligus menjadi salah satu objek wisata taman kupu-kupu Bali yang dipakai untuk edukasi dan penelitian. Mungkin selama ini kita hanya bisa melihat gambar kupu-kupu yang indah saja tanpa pernah menyentuhnya tetapi di Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park ini kita bisa melihat langsung dan bisa menyentuhnnya. Taman Kupu-Kupu Bali (Bali Butterfly Park) adalah selain sebagai tempat konservasi dan edukasi, juga sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, pelajar serta peneliti. Di Taman Kupu-Kupu Bali ini terdapat ribuan ekor kupu-kupu dari berbagai spesies/jenis yang di tangkar dan dikembangbiakkan, baik yang dilindungi oleh hukum maupun yang tidak dilindungi, disamping itu juga terdapat spesies serangga lainnya yang dilestarikan di Taman Kupu-Kupu Tabanan Bali ini. Kupu-kupu yang sudah dewasa akan dilepas dan diterbangkan ke alam bebas ke habitat aslinya. Bagi anda yang sedang mencari objek wisata di Tabanan yang menarik, maka Taman Kupu-kupu Bali Butterfly Park ini bisa dijadikan pilihan untuk mengisi liburan di Bali

Taman Kupu-kupu - Bali Butterfly Park - Objek Wisata di Tabanan Bali
Foto Kupu-kupu Papilionidae

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki hutan terluas ketiga serta memiliki kekayaan keanekaragaman hayati kedua di dunia yang memiliki potensi yang sangat besar akan pesona alamnya. Indonesia juga dikenal dengan nama Kingdom of Butterfly karena keanekaragaman jenis/spesies kupu-kupu dan juga serangga yang banyak hidup di alam negeri Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah dengan berbagai macam spesies yang memiliki bentuk dan warna yang indah dan cantik.

Sejarah Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park

Sejarah berdirinya Taman Kupu-kupu Bali (Bali Butterfly Park) Tabanan berawal dari penyelenggaraan Konferensi Kupu-kupu Internasional (International Butterfly Conference) di Ujung Pandang pada tanggal 23-27 Agustus 1993 oleh Departemen Pariwisata Republik Indonesia. Konferensi yang diikuti oleh para ahli kupu-kupu dari dalam dan luar negeri tersebut membahas mengenai kekayaan kupu-kupu yang dimiliki Indonesia serta upaya pengelolaan dan pemanfaatannya secara lestari sekaligus memperkenalkan taman kupu-kupu alami yang berada di Bantimurung Sulawesi Selatan kepada dunia pariwisata agar menjadi contoh bagi pendirian taman-taman kupu lainnya.

Setelah konferensi berakhir, beberapa peserta dalam negeri termasuk dari PT Ikas Amboina berkumpul membahas kembali intisari dari pertemuan tersebut, yaitu pelestarian dan pemanfaatan kupu-kupu melalui aktivitas pariwisata, bagaimana menciptakan replika dari taman kupu-kupu alami seperti yang ada di Bantimurung dan bagaimana cara melestarikan serta memanfaatkan kupu-kupu secara berkelanjutan. Tiga bulan setelah penyelenggaraan konferensi di Ujung Pandang tepatnya 28 November 1993, dibentuklah PT Kupu-kupu Taman Lestari sebagai pengelola dan pendiri taman kupu-kupu yang diberi nama Bali Butterfly Park.

Taman Kupu-kupu Tabanan Bali
Foto dari kristinakomala.blogspot.com

Pembangunan Bali Butterfly Park oleh PT Kupu-kupu Taman Lestari dimulai setelah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat maupun daerah serta dari masyarakat setempat. Setelah hampir tiga tahun membangun, pada tanggal 17 Desember 1996 Bali Butterfly Park dibuka secara resmi sebagai salah satu objek wisata alam dan edukasi, dan diresmikan oleh Ibu Asiawati Oka, Liburan Bali, Panduan Wisata, Tempat Wisata Ketua Tim PKK Propinsi Bali.

Taman Kupu-kupu ini memiliki luas 1 ha, terdiri dari 3.700 m² untuk habitat kupu-kupu dan sisanya 6.300 m² digunakan untuk taman bunga sebagai tanaman dan tumbuhan yang digunakan sebagai makanan dan proses membudidayakan kupu-kupu serta sarana prasarana wisata. Terdapat lima jenis kandang yang digunakan selama proses menangkarkan kupu-kupu, antara lain kandang reproduksi, kandang pemeliharan telur, tempat pemeliharaan larva, kandang kepompong, dan kandang kupu-kupu.

Class Arachnida: Cobalt Blue Tarantula, Scorpion, Celenocosmia javanensis - Taman kupu-kupu Bali Butterfly park

Selain kupu-kupu yang dilestarikan di tempat wisata Bali Butterfly Park, juga terdapat berbagai macam serangga seperti Cobalt Blue Tarantula, Scorpion, Celenocosmia javanensis, dll.

Jenis/Spesies Kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Tabanan Bali

Dari hasil penelitian (2010) diketahui terdapat 15 jenis/spesies kupu-kupu yang ditangkarkan di Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park, terdiri dari dua famili/keluarga yakni Papilionidae dan Nymphalidae. Dua jenis dari famili Papilionidae adalah termasuk kupu-kupu yang dilindungi yaitu Ornithoptera priamus dan Troides helena.


No.Jenis/SpesiesFamili
1Ornithoptera priamusPapilionidae
2Troides HelenaPapilionidae
3Graphium agamemnonPapilionidae
4Pachliopta aristolochiaePapilionidae
5Papilio demolionPapilionidae
6Papilio helenusPapilionidae
7Papilio memnonPapilionidae
8Papilio peranthusPapilionidae
9Papilio polytesPapilionidae
10Chetosia hypseaNymphalidae
11Doleschalia bisaltideNymphalidae
12Euploea phaenaretaNymphalidae
13Euploea coreNymphalidae
14Moduza procrisNymphalidae
15Vindula dejoneNymphalidae


Spesies/Jenis Kupu-kupu Yang Dilindungi Di Bali Butterfly Park

Dari 15 jenis/spesies kupu-kupu yang ada di Taman Kupu-kupu Bali terdapat 2 jenis kupu-kupu yang dilindungi dari keluarga Papilionidae, yaitu:

1. Ornithoptera priamus

Kupu-kupu Ornithoptera priamus
Ornithoptera priamus: Jantan (kiri), Betina (kanan)

Kupu-kupu jenis Ornithoptera priamus dari keluarga Papilionidae memiliki panjang sayap 70 mm, kupu-kupu jantan berwarna hijau, memiliki warna hitam dengan bentuk hampir lonjong pada bagian discal sayap depan yang dikelilingi oleh warna hijau pada bagian depan dan belakangnya, memiliki pola warna hitam di sepanjang tepi sayap. Sayap belakang berwarna hijau dengan tepi sayap berwarna hitam. Kupu-kupu Betina berwarna hitam dengan garis putih pada sayap depan dan pola warna putih pada sayap bagian belakang. Pada masing-masing sayap belakang terdapat empat titik hitam.

2. Troides helena

Kupu-kupu Troides helena
Troides helena: Jantan (kiri), Betina (kanan)

Kupu-kupu jenis Troides helena memiliki panjang sayap 70 mm, sayap depan berwarna coklat tua kehitaman, memiliki sisik-sisik halus berwarna kuning yang tersusun membentuk garis. Pada kupu-kupu jantan bagian apical sayap berwarna hitam dan di bagian tornus terdapat titik hitam yang terpisah. Sayap belakang berwarna kuning emas dengan vena berwarna hitam. Pada kupu-kupu betina bagian tornus sayap atas berwarna hitam, memiliki titik yang berbaris pada bagian submarginal.

Pariwisata Taman Kupu-kupu Bali

Objek wisata Taman Kupu-kupu Tabanan Bali adalah salah satu taman kupu-kupu yang terbesar sehingga membuat tempat ini banyak dikunjungi oleh wisatawan maupun pelajar. Tempat wisata Taman Kupu-kupu Bali Butterfly Park ini juga telah didukung oleh fasilitas wisata yang memadai, dilengkapi dengan museum kupu-kupu yang memamerkan koleksi berbagai macam jenis kupu-kupu disertai galeri aneka kerajinan/souvenir yang terbuat dari bermacam-macam serangga seperti: Framing Butterfly (Bingkai Kupu-kupu), Framing Beetle (Bingkai Kumbang), gantungan kunci yang terbuat dari serangga, selipan pembatas buku, paper weight (penindih kertas) terbuat dari fiber bening berisi kupu-kupu, lukisan dari sayap kupu-kupu, dll.

Kerajinan dari serangga Kupu-kupu di Bali Butterfly Park
Souvenir dari kupu-kupu

Untuk pengunjung dari masyarakat Bali sendiri banyak datang berkunjung pada hari libur bersama keluarga, dan umumnya mereka juga ingin melihat langsung Kupu-kupu Barong atau Kupu-kupu Gajah (Attacus atlas), kalau di Bahasa Inggris disebut Atlas moth yang sekarang keberadaannya di pulau Bali sudah langka dan sulit untuk ditemukan.

Biasanya wisatawan akan mengunjungi obyek wisata Taman Kupu-kupu Bali ini setelah mereka mengunjungi Museum Subak ataupun sebelum mengunjungi objek wisata sawah jatiluwih ataupun Pura Luhur Batukaru, karena untuk mencapai lokasinya adalah satu arah dengan jalan ke obyek wisata Jatiluwih, Permandian air panas, dan Pura Batukaru. Bagi yang belum pernah mengunjungi Taman Kupu-kupu Bali, ayo liburan kunjungi Bali Butterfly Park bersama keluarga atau orang terdekat anda! See The Mystery of Nature!

Lokasi Taman Kupu-kupu Tabanan Bali

Lokasi Taman Kupu-kupu Bali Butterfly Park terletak di Jalan Batukaru, Br.Sandan Lebah Kel.Sesandan, Wanasari, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan - Bali Indonesia. Jarak tempuh dari kota Denpasar adalah sekitar 28,4 km atau kurang lebih 1 jam perjalanan.

Taman Kupu-kupu - Bali Butterfly Park
AlamatJl.Batukaru, Br.Sandan Lebah, Kel.Sesandan, Tabanan
Bali - Indonesia
Telepon(+62) (361) 894 0595
(+62) (361) 894 0596
Fax(+62) (361) 894 0594
Emailinfo@balibutterflypark.com
balibutterflyzoo@gmail.com
Websitebalibutterflypark.com
Jam BukaSetiap Hari
08.00 pagi - 17.00 sore
Masuk Terakhir16.30 sore


Peta Taman Kupu-kupu Bali Butterfly Park Tabanan

Peta lokasi Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park oleh Google Maps



Referensi:
- repository.ipb.ac.id
- balibutterflypark.com
Permalink: Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park | Bali Glory

Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park adalah sebuah objek wisata di Tabanan dan juga taman pelestarian dan penangkaran kupu-kupu yang terbesar di Bali serta di Indonesia dan di Asia Tenggara dan sekaligus menjadi salah satu objek wisata taman kupu-kupu Bali yang dipakai untuk edukasi dan penelitian. Mungkin selama ini kita hanya bisa melihat gambar kupu-kupu yang indah saja tanpa pernah menyentuhnya tetapi di Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park ini kita bisa melihat langsung dan bisa menyentuhnnya. Taman Kupu-Kupu Bali (Bali Butterfly Park) adalah selain sebagai tempat konservasi dan edukasi, juga sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, pelajar serta peneliti. Di Taman Kupu-Kupu Bali ini terdapat ribuan ekor kupu-kupu dari berbagai spesies/jenis yang di tangkar dan dikembangbiakkan, baik yang dilindungi oleh hukum maupun yang tidak dilindungi, disamping itu juga terdapat spesies serangga lainnya yang dilestarikan di Taman Kupu-Kupu Tabanan Bali ini. Kupu-kupu yang sudah dewasa akan dilepas dan diterbangkan ke alam bebas ke habitat aslinya. Bagi anda yang sedang mencari objek wisata di Tabanan yang menarik, maka Taman Kupu-kupu Bali Butterfly Park ini bisa dijadikan pilihan untuk mengisi liburan di Bali

Taman Kupu-kupu - Bali Butterfly Park - Objek Wisata di Tabanan Bali
Foto Kupu-kupu Papilionidae

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki hutan terluas ketiga serta memiliki kekayaan keanekaragaman hayati kedua di dunia yang memiliki potensi yang sangat besar akan pesona alamnya. Indonesia juga dikenal dengan nama Kingdom of Butterfly karena keanekaragaman jenis/spesies kupu-kupu dan juga serangga yang banyak hidup di alam negeri Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah dengan berbagai macam spesies yang memiliki bentuk dan warna yang indah dan cantik.

Sejarah Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park

Sejarah berdirinya Taman Kupu-kupu Bali (Bali Butterfly Park) Tabanan berawal dari penyelenggaraan Konferensi Kupu-kupu Internasional (International Butterfly Conference) di Ujung Pandang pada tanggal 23-27 Agustus 1993 oleh Departemen Pariwisata Republik Indonesia. Konferensi yang diikuti oleh para ahli kupu-kupu dari dalam dan luar negeri tersebut membahas mengenai kekayaan kupu-kupu yang dimiliki Indonesia serta upaya pengelolaan dan pemanfaatannya secara lestari sekaligus memperkenalkan taman kupu-kupu alami yang berada di Bantimurung Sulawesi Selatan kepada dunia pariwisata agar menjadi contoh bagi pendirian taman-taman kupu lainnya.

Setelah konferensi berakhir, beberapa peserta dalam negeri termasuk dari PT Ikas Amboina berkumpul membahas kembali intisari dari pertemuan tersebut, yaitu pelestarian dan pemanfaatan kupu-kupu melalui aktivitas pariwisata, bagaimana menciptakan replika dari taman kupu-kupu alami seperti yang ada di Bantimurung dan bagaimana cara melestarikan serta memanfaatkan kupu-kupu secara berkelanjutan. Tiga bulan setelah penyelenggaraan konferensi di Ujung Pandang tepatnya 28 November 1993, dibentuklah PT Kupu-kupu Taman Lestari sebagai pengelola dan pendiri taman kupu-kupu yang diberi nama Bali Butterfly Park.

Taman Kupu-kupu Tabanan Bali
Foto dari kristinakomala.blogspot.com

Pembangunan Bali Butterfly Park oleh PT Kupu-kupu Taman Lestari dimulai setelah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat maupun daerah serta dari masyarakat setempat. Setelah hampir tiga tahun membangun, pada tanggal 17 Desember 1996 Bali Butterfly Park dibuka secara resmi sebagai salah satu objek wisata alam dan edukasi, dan diresmikan oleh Ibu Asiawati Oka, Liburan Bali, Panduan Wisata, Tempat Wisata Ketua Tim PKK Propinsi Bali.

Taman Kupu-kupu ini memiliki luas 1 ha, terdiri dari 3.700 m² untuk habitat kupu-kupu dan sisanya 6.300 m² digunakan untuk taman bunga sebagai tanaman dan tumbuhan yang digunakan sebagai makanan dan proses membudidayakan kupu-kupu serta sarana prasarana wisata. Terdapat lima jenis kandang yang digunakan selama proses menangkarkan kupu-kupu, antara lain kandang reproduksi, kandang pemeliharan telur, tempat pemeliharaan larva, kandang kepompong, dan kandang kupu-kupu.

Class Arachnida: Cobalt Blue Tarantula, Scorpion, Celenocosmia javanensis - Taman kupu-kupu Bali Butterfly park

Selain kupu-kupu yang dilestarikan di tempat wisata Bali Butterfly Park, juga terdapat berbagai macam serangga seperti Cobalt Blue Tarantula, Scorpion, Celenocosmia javanensis, dll.

Jenis/Spesies Kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Tabanan Bali

Dari hasil penelitian (2010) diketahui terdapat 15 jenis/spesies kupu-kupu yang ditangkarkan di Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park, terdiri dari dua famili/keluarga yakni Papilionidae dan Nymphalidae. Dua jenis dari famili Papilionidae adalah termasuk kupu-kupu yang dilindungi yaitu Ornithoptera priamus dan Troides helena.


No.Jenis/SpesiesFamili
1Ornithoptera priamusPapilionidae
2Troides HelenaPapilionidae
3Graphium agamemnonPapilionidae
4Pachliopta aristolochiaePapilionidae
5Papilio demolionPapilionidae
6Papilio helenusPapilionidae
7Papilio memnonPapilionidae
8Papilio peranthusPapilionidae
9Papilio polytesPapilionidae
10Chetosia hypseaNymphalidae
11Doleschalia bisaltideNymphalidae
12Euploea phaenaretaNymphalidae
13Euploea coreNymphalidae
14Moduza procrisNymphalidae
15Vindula dejoneNymphalidae


Spesies/Jenis Kupu-kupu Yang Dilindungi Di Bali Butterfly Park

Dari 15 jenis/spesies kupu-kupu yang ada di Taman Kupu-kupu Bali terdapat 2 jenis kupu-kupu yang dilindungi dari keluarga Papilionidae, yaitu:

1. Ornithoptera priamus

Kupu-kupu Ornithoptera priamus
Ornithoptera priamus: Jantan (kiri), Betina (kanan)

Kupu-kupu jenis Ornithoptera priamus dari keluarga Papilionidae memiliki panjang sayap 70 mm, kupu-kupu jantan berwarna hijau, memiliki warna hitam dengan bentuk hampir lonjong pada bagian discal sayap depan yang dikelilingi oleh warna hijau pada bagian depan dan belakangnya, memiliki pola warna hitam di sepanjang tepi sayap. Sayap belakang berwarna hijau dengan tepi sayap berwarna hitam. Kupu-kupu Betina berwarna hitam dengan garis putih pada sayap depan dan pola warna putih pada sayap bagian belakang. Pada masing-masing sayap belakang terdapat empat titik hitam.

2. Troides helena

Kupu-kupu Troides helena
Troides helena: Jantan (kiri), Betina (kanan)

Kupu-kupu jenis Troides helena memiliki panjang sayap 70 mm, sayap depan berwarna coklat tua kehitaman, memiliki sisik-sisik halus berwarna kuning yang tersusun membentuk garis. Pada kupu-kupu jantan bagian apical sayap berwarna hitam dan di bagian tornus terdapat titik hitam yang terpisah. Sayap belakang berwarna kuning emas dengan vena berwarna hitam. Pada kupu-kupu betina bagian tornus sayap atas berwarna hitam, memiliki titik yang berbaris pada bagian submarginal.

Pariwisata Taman Kupu-kupu Bali

Objek wisata Taman Kupu-kupu Tabanan Bali adalah salah satu taman kupu-kupu yang terbesar sehingga membuat tempat ini banyak dikunjungi oleh wisatawan maupun pelajar. Tempat wisata Taman Kupu-kupu Bali Butterfly Park ini juga telah didukung oleh fasilitas wisata yang memadai, dilengkapi dengan museum kupu-kupu yang memamerkan koleksi berbagai macam jenis kupu-kupu disertai galeri aneka kerajinan/souvenir yang terbuat dari bermacam-macam serangga seperti: Framing Butterfly (Bingkai Kupu-kupu), Framing Beetle (Bingkai Kumbang), gantungan kunci yang terbuat dari serangga, selipan pembatas buku, paper weight (penindih kertas) terbuat dari fiber bening berisi kupu-kupu, lukisan dari sayap kupu-kupu, dll.

Kerajinan dari serangga Kupu-kupu di Bali Butterfly Park
Souvenir dari kupu-kupu

Untuk pengunjung dari masyarakat Bali sendiri banyak datang berkunjung pada hari libur bersama keluarga, dan umumnya mereka juga ingin melihat langsung Kupu-kupu Barong atau Kupu-kupu Gajah (Attacus atlas), kalau di Bahasa Inggris disebut Atlas moth yang sekarang keberadaannya di pulau Bali sudah langka dan sulit untuk ditemukan.

Biasanya wisatawan akan mengunjungi obyek wisata Taman Kupu-kupu Bali ini setelah mereka mengunjungi Museum Subak ataupun sebelum mengunjungi objek wisata sawah jatiluwih ataupun Pura Luhur Batukaru, karena untuk mencapai lokasinya adalah satu arah dengan jalan ke obyek wisata Jatiluwih, Permandian air panas, dan Pura Batukaru. Bagi yang belum pernah mengunjungi Taman Kupu-kupu Bali, ayo liburan kunjungi Bali Butterfly Park bersama keluarga atau orang terdekat anda! See The Mystery of Nature!

Lokasi Taman Kupu-kupu Tabanan Bali

Lokasi Taman Kupu-kupu Bali Butterfly Park terletak di Jalan Batukaru, Br.Sandan Lebah Kel.Sesandan, Wanasari, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan - Bali Indonesia. Jarak tempuh dari kota Denpasar adalah sekitar 28,4 km atau kurang lebih 1 jam perjalanan.

Taman Kupu-kupu - Bali Butterfly Park
AlamatJl.Batukaru, Br.Sandan Lebah, Kel.Sesandan, Tabanan
Bali - Indonesia
Telepon(+62) (361) 894 0595
(+62) (361) 894 0596
Fax(+62) (361) 894 0594
Emailinfo@balibutterflypark.com
balibutterflyzoo@gmail.com
Websitebalibutterflypark.com
Jam BukaSetiap Hari
08.00 pagi - 17.00 sore
Masuk Terakhir16.30 sore


Peta Taman Kupu-kupu Bali Butterfly Park Tabanan

Peta lokasi Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park oleh Google Maps



Referensi:
- repository.ipb.ac.id
- balibutterflypark.com
Permalink: Taman Kupu-kupu Tabanan Bali Butterfly Park | Bali Glory

Kamis, 28 April 2016

Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali

2016 - Hallo sahabat WIsata Bali dan Sekitarnya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 2016, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Museum, Artikel Objek Wisata, Artikel Tabanan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali
link : Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali

Baca juga


2016

Museum Subak adalah sebuah museum yang memamerkan tentang koleksi alat-alat pertanian tradisional yang dipakai dalam bertani dan sistem pengairan/irigasi tradisional Bali yang disebut dengan Subak. Museum Subak juga merupakan salah satu tujuan wisata untuk study tour yang banyak dikunjungi oleh para pelajar ataupun wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara di pusat wilayah Tabanan. Museum Subak Sanggulan Tabanan terletak di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali Indonesia. Jarak tempuh dari Kota Denpasar kurang lebih 21 KM atau sekitar 47 menit.

Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali
Museum Subak, Bali

Sejarah Museum Subak

Sejarah berdirinya Museum Subak adalah berawal dari sebuah gagasan yang dicetuskan oleh I Gusti Ketut Kaler pada tanggal 17 Agustus 1975 yang bertujuan untuk melestarikan lembaga adat subak sebagai warisan budaya bangsa yang luhur, dan untuk memperkenalkan bagi generasi muda dan wisatawan tentang sistem irigasi tradisional yang unik yang ada di Bali. I Gusti Ketut Kaler adalah seorang pakar adat dan agama Liburan Bali, Panduan Wisata, Tempat Wisata yang pada waktu itu bekerja di Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali.

Gagasan tersebut diwujudkan dalam bentuk "Cagar Budaya Museum Subak " yang kemudian dinamakan "Museum Subak". Museum Subak diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1981 oleh Gubernur Bali Prof Dr. Bagus Mantra.

Museum Subak menjadi salah satu objek wisata di Tabanan Bali yang menarik dan banyak dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa maupun wisatawan. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kenapa Museum Subak didirikan/dibangun di wilayah Kabupaten Tabanan Bali, diantaranya adalah:

  1. Tabanan memiliki daerah persawahan yang paling luas di provinsi Bali sehingga sering dijuluki sebagai Lumbung Beras Bali.
  2. Jumlah organisasi subak di Tabanan adalah merupakan yang paling banyak di bandingkan dengan Kabupaten yang lainnya di pulau Bali.

Sistem Pengairan Sawah (Irigasi) Subak

Subak adalah organisasi dari masyarakat petani di Bali yang secara khusus menangani tentang pengaturan atau sistem pengairan sawah/irigasi dengan cara tradisional/konvensional, keberadaan Subak adalah merupakan manifestasi dari konsep/filosofi Tri Hita Karana, Tri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang artinya kebahagiaan/kesejahteraan dan "Karana" yang berarti penyebab. Maka dapat diartikan bahwa Tri Hita Karana mempunyai arti“Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan”. Pelaksanaannya didalam metode subak yaitu:

  • Parahyangan: hubungan antara manusia dengan Tuhan.
  • Pawongan: hubungan antara manusia dengan sesamanya.
  • Palemahan: hubungan antara manusia dengan alam dan lingkungannya.

Kata "Subak" pertama kali dilihat di dalam prasasti Pandak Bandung yang memiliki angka tahun 1072 M. Kata subak tersebut mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, memiliki pengaturan tersendiri dalam mengatur penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Persawahan Jatiluwih, Tabanan, Bali - Indonesia
Sawah berundak-undak Jatiluwih, Photo by Komang Gede via Flickr

Implementasi dari sistem pengairan Subak ini bisa dilihat hampir di seluruh persawahan yang ada di bali, dan yang paling banyak dikunjungi adalah di objek wisata sawah terasering/berundak-undak Jatiluwih karena merupakan bagian dari Lanskap Subak Catur Angga Batukaru (salah satu situs di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia).
Baca selengkapnya tentang Subak: Sistem Pengairan Sawah (irigasi) Tradisional Bali

Tata Letak Museum Subak

Museum Subak Bali dibagi menjadi dua bagian yang terpisah,yaitu komplek museum Induk/tertutup dan komplek museum terbuka. Pada bagian museum tertutup/induk terdiri dua gedung/bangunan utama yang mempunyai fungsi sebagai pusat informasi dan gedung pameran serta ruang audio-visual, ruang belajar, perpustakaan, kantor dan miniatur sistem irigasi subak. Sedangkan museum yang terbuka ialah berupa hamparan sawah dengan sistem pengairan subak.

Pada kedua bangunan utama tersebut pengunjung bisa melihat, mengenal dan mempelajari segala hal yang berkaitan dengan pertanian dan peralatan tradisional yang biasa di gunakan di dalam pertanian di Bali seperti alat pemotong dan penumbuk padi, alat pembajak sawah, dll. Serta disini pengunjung mendapatkan informasi yang lengkap tentang bagaimana sistem irigasi Subak serta proses pengolahan sawah dari awal sampai akhir. Seperti cara membuka lahan sawah, membagi air, membuat terowongan air, mengukur saluran air serta lengkap dengan proses upacara ritual keagamaannya.

Koleksi peralatan pertanian museum subak, Bali
Peralatan Pertanian Tradisional Bali

Jam Buka dan Tutup Museum Subak

Museum Subak mempunyai jadwal buka setiap hari Senin - Kamis & Sabtu dari jam 7:30 pagi sampai jam 16:30 sore, dan hari Jumat buka dari pukul 7:30 pagi sampai pukul 13:00 siang. Sedangkan hari Minggu dan hari libur Museum Subak tutup. Bagi anda yang sedang liburan di Bali dan ingin mengunjungi Museum Subak silahkan lihat jadwal buka dan tutup diatas.

Para pelajar mengunjungi museum subak, bali
Siswa-siswa mengunjungi Museum Subak, Foto oleh kebudayaan.kemdikbud.go.id

Lokasi dan Peta Museum Subak

Lokasi Museum Subak terletak di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali Indonesia. Jarak tempuh dari Kota Denpasar sekitar 21 KM atau sekitar 47 menit dengan mobil.

Alamat & No. Telp Museum Subak

  • Alamat: Jl. Gatot Subroto II, Banjar Anyar, Kec. Kediri, Kabupaten Tabanan 82123 Bali - Indonesia
  • No. Telp: (0361) 810315 - Fax. (0361) 811602

Peta Museum Subak
Peta lokasi Museum Subak Tabanan oleh Google Maps



Referensi:
- asosiasimuseumindonesia.org
- www.yellowpages.co.id
Permalink: Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali | Bali Glory

Museum Subak adalah sebuah museum yang memamerkan tentang koleksi alat-alat pertanian tradisional yang dipakai dalam bertani dan sistem pengairan/irigasi tradisional Bali yang disebut dengan Subak. Museum Subak juga merupakan salah satu tujuan wisata untuk study tour yang banyak dikunjungi oleh para pelajar ataupun wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara di pusat wilayah Tabanan. Museum Subak Sanggulan Tabanan terletak di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali Indonesia. Jarak tempuh dari Kota Denpasar kurang lebih 21 KM atau sekitar 47 menit.

Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali
Museum Subak, Bali

Sejarah Museum Subak

Sejarah berdirinya Museum Subak adalah berawal dari sebuah gagasan yang dicetuskan oleh I Gusti Ketut Kaler pada tanggal 17 Agustus 1975 yang bertujuan untuk melestarikan lembaga adat subak sebagai warisan budaya bangsa yang luhur, dan untuk memperkenalkan bagi generasi muda dan wisatawan tentang sistem irigasi tradisional yang unik yang ada di Bali. I Gusti Ketut Kaler adalah seorang pakar adat dan agama Liburan Bali, Panduan Wisata, Tempat Wisata yang pada waktu itu bekerja di Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali.

Gagasan tersebut diwujudkan dalam bentuk "Cagar Budaya Museum Subak " yang kemudian dinamakan "Museum Subak". Museum Subak diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1981 oleh Gubernur Bali Prof Dr. Bagus Mantra.

Museum Subak menjadi salah satu objek wisata di Tabanan Bali yang menarik dan banyak dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa maupun wisatawan. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kenapa Museum Subak didirikan/dibangun di wilayah Kabupaten Tabanan Bali, diantaranya adalah:

  1. Tabanan memiliki daerah persawahan yang paling luas di provinsi Bali sehingga sering dijuluki sebagai Lumbung Beras Bali.
  2. Jumlah organisasi subak di Tabanan adalah merupakan yang paling banyak di bandingkan dengan Kabupaten yang lainnya di pulau Bali.

Sistem Pengairan Sawah (Irigasi) Subak

Subak adalah organisasi dari masyarakat petani di Bali yang secara khusus menangani tentang pengaturan atau sistem pengairan sawah/irigasi dengan cara tradisional/konvensional, keberadaan Subak adalah merupakan manifestasi dari konsep/filosofi Tri Hita Karana, Tri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang artinya kebahagiaan/kesejahteraan dan "Karana" yang berarti penyebab. Maka dapat diartikan bahwa Tri Hita Karana mempunyai arti“Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan”. Pelaksanaannya didalam metode subak yaitu:

  • Parahyangan: hubungan antara manusia dengan Tuhan.
  • Pawongan: hubungan antara manusia dengan sesamanya.
  • Palemahan: hubungan antara manusia dengan alam dan lingkungannya.

Kata "Subak" pertama kali dilihat di dalam prasasti Pandak Bandung yang memiliki angka tahun 1072 M. Kata subak tersebut mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, memiliki pengaturan tersendiri dalam mengatur penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Persawahan Jatiluwih, Tabanan, Bali - Indonesia
Sawah berundak-undak Jatiluwih, Photo by Komang Gede via Flickr

Implementasi dari sistem pengairan Subak ini bisa dilihat hampir di seluruh persawahan yang ada di bali, dan yang paling banyak dikunjungi adalah di objek wisata sawah terasering/berundak-undak Jatiluwih karena merupakan bagian dari Lanskap Subak Catur Angga Batukaru (salah satu situs di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia).
Baca selengkapnya tentang Subak: Sistem Pengairan Sawah (irigasi) Tradisional Bali

Tata Letak Museum Subak

Museum Subak Bali dibagi menjadi dua bagian yang terpisah,yaitu komplek museum Induk/tertutup dan komplek museum terbuka. Pada bagian museum tertutup/induk terdiri dua gedung/bangunan utama yang mempunyai fungsi sebagai pusat informasi dan gedung pameran serta ruang audio-visual, ruang belajar, perpustakaan, kantor dan miniatur sistem irigasi subak. Sedangkan museum yang terbuka ialah berupa hamparan sawah dengan sistem pengairan subak.

Pada kedua bangunan utama tersebut pengunjung bisa melihat, mengenal dan mempelajari segala hal yang berkaitan dengan pertanian dan peralatan tradisional yang biasa di gunakan di dalam pertanian di Bali seperti alat pemotong dan penumbuk padi, alat pembajak sawah, dll. Serta disini pengunjung mendapatkan informasi yang lengkap tentang bagaimana sistem irigasi Subak serta proses pengolahan sawah dari awal sampai akhir. Seperti cara membuka lahan sawah, membagi air, membuat terowongan air, mengukur saluran air serta lengkap dengan proses upacara ritual keagamaannya.

Koleksi peralatan pertanian museum subak, Bali
Peralatan Pertanian Tradisional Bali

Jam Buka dan Tutup Museum Subak

Museum Subak mempunyai jadwal buka setiap hari Senin - Kamis & Sabtu dari jam 7:30 pagi sampai jam 16:30 sore, dan hari Jumat buka dari pukul 7:30 pagi sampai pukul 13:00 siang. Sedangkan hari Minggu dan hari libur Museum Subak tutup. Bagi anda yang sedang liburan di Bali dan ingin mengunjungi Museum Subak silahkan lihat jadwal buka dan tutup diatas.

Para pelajar mengunjungi museum subak, bali
Siswa-siswa mengunjungi Museum Subak, Foto oleh kebudayaan.kemdikbud.go.id

Lokasi dan Peta Museum Subak

Lokasi Museum Subak terletak di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali Indonesia. Jarak tempuh dari Kota Denpasar sekitar 21 KM atau sekitar 47 menit dengan mobil.

Alamat & No. Telp Museum Subak

  • Alamat: Jl. Gatot Subroto II, Banjar Anyar, Kec. Kediri, Kabupaten Tabanan 82123 Bali - Indonesia
  • No. Telp: (0361) 810315 - Fax. (0361) 811602

Peta Museum Subak
Peta lokasi Museum Subak Tabanan oleh Google Maps



Referensi:
- asosiasimuseumindonesia.org
- www.yellowpages.co.id
Permalink: Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali | Bali Glory

Sabtu, 23 April 2016

Subak: Sistem Pengairan Sawah (irigasi) Tradisional Bali

2016 - Hallo sahabat WIsata Bali dan Sekitarnya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 2016, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bali, Artikel Seni - Budaya dan Agama, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Subak: Sistem Pengairan Sawah (irigasi) Tradisional Bali
link : Subak: Sistem Pengairan Sawah (irigasi) Tradisional Bali

Baca juga


2016

Subak adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang khusus mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan/irigasi sawah secara tradisional, keberadaan Subak merupakan manifestasi dari filosofi/konsep Tri Hita Karana, Tri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang berarti kebahagiaan/kesejahteraan dan "Karana" yang artinya penyebab. Maka dapat disimpulkan bahwa Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan”. Penerapannya didalam sistem subak yaitu:

  • Parahyangan yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan.
  • Pawongan yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya.
  • Palemahan yakni hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungannya.

Kata "Subak" merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Bali, kata tersebut pertama kali dilihat di dalam prasasti Pandak Bandung yang memiliki angka tahun 1072 M. Kata subak tersebut mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, memiliki pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi yang demokratis dari petani dalam menetapkan penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Subak - Sistem Pengairan Sawah Irigasi Tradisional Bali
Subak - Image by Rekam Indonesia

Subak bagi masyarakat Bali tidak hanya sekedar sistem irigasi, tetapi juga merupakan konsep kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri. Dalam pandangan rakyat Bali, Subak adalah gambaran langsung dari filosofi Tri Hita Karana tersebut.

Sebagai suatu metode penataan hidup bersama, Subak mampu bertahan selama lebih dari satu abad karena masyarakatnya taat kepada tradisi leluhur. Pembagian air dilakukan secara adil dan merata, segala masalah dibicarakan dan dipecahkan bersama, bahkan penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi yang ditanam pun dilakukan bersama. Sanksi terhadap berbagai bentuk pelanggaran akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara atau ritual yang dilaksanakan di pura. Harmonisasi kehidupan seperti inilah yang menjadi kunci utama lestarinya budaya Subak di pulau dewata.

Struktur Organisasi Subak

Anggota subak atau juga biasa disebut dengan krama subak adalah para petani yang memiliki garapan sawah dan mendapatkan bagian air pada sawahnya. Didalam anggota subak juga terdapat beberapa kelompok yang disebut dengan Sekaa, Krama subak digolongkan menjadi 3, yaitu:

  1. Krama aktif adalah anggota yang aktif seperti krama pekaseh, sekaa yeh atau sekaa subak.
  2. Krama pasif yaitu anggota yang mengganti kewajibannya dengan uang atau natura karena beberapa penyebab yang biasa disebut dengan Pengampel atau Pengohot.
  3. Krama luput yaitu anggota (krama) yang tidak aktif didalam segala macam kegiatan subak karena tugasnya seperti kepala desa atau Bendesa Adat.

Pengurus (Prajuru) Subak terdiri dari:

  1. Pekaseh/Kelian adalah bertugas sebagai kepala subak.
  2. Pangliman/Petajuh bertugas menjadi wakil kepala subak.
  3. Peyarikan/Juru tulis adalah sebagai sekretaris.
  4. Petengen/Juru raksa adalah memiliki tugas sebagai bendahara.
  5. Saya/juru arah/juru uduh/juru tibak/kasinoman mempunyai tugas dalam urusan pemberitahuan atau pengumuman.
  6. Pemangku adalah bertugas khusus dalam urusan ritual/keagamaan.

Kelompok (Sekaa) di dalam subak dibagi menjadi:

  1. Sekaa Numbeg, yaitu sebuah kelompok yang mengatur hal pengolahan tanah.
  2. Sekaa Jelinjingan, kelompok yang bertugas untuk mengatur pengolahan air.
  3. Sekaa Sambang, yaitu kelompok yg memiliki tugas dalam hal pengawasan air dari pencurian, penangkap atau penghalau binatang perusak tanaman seperti burung maupun tikus.
  4. Sekaa Memulih/Nandur, yaitu kelompok yang bertugas dalam hal penanaman bibit padi.
  5. Sekaa Mejukut yaitu kelompok yang bertugas menyiangi padi.
  6. Sekaa Manyi adalah kelompok yang bertugas menuai/memotong/mengetam padi.
  7. Sekaa Bleseng yaitu kelompok yang memiliki tugas mengangkut ikatan padi yang telah diketam dari sawah ke lumbung.

Sebagai organisasi yang bersifat otonom dalam mengurus organisasinya sendiri, subak dapat menetapkan peraturan yang dikenal dengan sebutan awig awig, sima, perarem. Di dalam awig awig tersebut dimuat hal-hal dan ketentuan pokok, isi pokok dalam awig awig adalah mengatur mengenai hal parahyangan, pawongan dan pelemahan sedangkan ketentuan dan hal yang lebih detail dimuat di dalam pararem sebagai pelaksanaan awig awig subak. Awig awig subak memuat tentang hak dan kewajiban dari warga subak serta memuat tentang sanksi atas pelanggaran hak dan kewajiban tersebut.

Jaringan Irigasi Subak

Para ahli juga menyebutkan bahwa Subak juga sebagai sistem teknologi yang sudah menjadi budaya di Bali. Subak sebagai metode teknologi dari budaya asli petani Bali. Fasilitas yang utama dari irigasi subak (palemahan) untuk setiap petani anggota subak adalah berupa pengalapan (bendungan air), jelinjing (parit), dan sebuah cakangan (satu tempat/alat untuk memasukkan air ke bidang sawah garapan), jika di suatu lokasi bidang sawah terdapat dua atau lebih cakangan yang saling berdekatan maka ketinggian cakangan-cakangan tersebut adalah sama (kemudahan dan kelancaran air mengalir masuk ke sawah masing-masing petani sama), tetapi perbedaan lebar lubang cakangan masih dapat ditoleransi yang disesuaikan dengan perbedaan luas bidang sawah garapan petani. Pembuatan, pemeliharaan, serta pengelolaan dari penggunaan fasilitas irigasi subak dilakukan bersama oleh anggota (krama) subak.

Jaringan sistem pengairan dalam subak jika diurut dari sumber air terdiri dari:

  1. Empelan/empangan sebagai sumber aliran air/bendungan.
  2. Bungas/Buka adalah sebagai pemasukan (in take).
  3. Aungan adalah saluran air yang tertutup atau terowongan.
  4. Telabah aya (gede), adalah saluran utama.
  5. Tembuku aya (gede), adalah bangunan untuk pembagian air utama.
  6. Telabah tempek (munduk/dahanan/kanca), adalah sebagai saluran air cabang.
  7. Telabah cerik, sebagai saluran air ranting.
  8. Telabah panyacah (tali kunda), dibeberapa tempat dikenal dengan istilah Penasan (untuk 10 bagian), Panca (untuk 5 orang), dan Pamijian (untuk sendiri/1 orang).

Melalui sistem Subak inilah, para petani medapatkan bagian air sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh musyawarah dari warga/krama subak dan tetap dilandasi oleh filosofi Tri Hita Karana. Maka dari itu, kegiatan dalam organisasi/perkumpulan Subak tidak hanya meliputi masalah pertanian atau bercocok tanam saja, tetapi juga meliputi masalah ritual dan peribadatan untuk memohon rejeki dan kesuburan. Sawah, tanaman padi, dan air mempunyai peranan penting dalam sistem irigasi subak bahkan dikaitkan dengan segi religius. Ketiganya berhubungan dengan kekuasaan Dewi Sri (Dewi kesuburan dan kemakmuran). Oleh karena itu subak tidak semata hanya mengatur masalah teknis pengaturan dan pembagian air semata, tetapi juga aspek sosial dan religius (agama).

Subak - Bali

Setiap Subak biasanya memiliki pura yang disebut Pura Ulun Carik atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para petani untuk memuja Dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang tokoh adat dan juga merupakan petani yang disebut dengan Kelian (Klian) yang mempunyai tugas untuk mengawasi dan mengelola subak. Untuk menjadi Kelian subak ini adalah sifatnya sosial, tidak mendapatkan gaji ataupun imbalan. Pembagian atau penyaluran air disesuaikan dengan keanggotaan petani di subak, ada anggota yang aktif dan pasif, keduanya mendapat pembagian air yang berbeda. Inilah dasar keadilan dimana distribusi air disesuaikan dengan kontribusi.

Subak telah dipelajari dan diteliti oleh Clifford Geertz, sedangkan J. Stephen Lansing telah menarik perhatian publik tentang pentingnya metode irigasi tradisional. Ia mempelajari dan meneliti banyak tempat suci (pura) di Bali, terutama tempat suci yang diperuntukkan bagi pertanian. Pada tahun 1987, J. Stephen Lansing bekerja sama dengan para petani di Bali telah mengembangkan kembali sistem pengairan/irigasi Subak menjadi lebih efektif. Dengan cara itu ia dapat membuktikan bagaimana keefektifan serta pentingnya metode irigasi subak di Bali.

Subak - Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Organisasi pendidikan, Ilmu pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO - The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) akhirnya mengakui Subak di Bali sebagai Warisan Budaya dunia. Pengakuan tersebut dapat diwujudkan setelah perjuangan pemerintah republik Indonesia selama kurang lebih 12 tahun. Pengusulan untuk kategori ini tidaklah mudah karena diperlukan penelitian yang mendalam dengan pendekatan melalui berbagai ilmu pengetahuan seperti arkeologi, antropologi, geografi, ilmu lingkungan, arsitektur lansekap, dan beberapa ilmu pengetahuan terkait lainnya.

Tepat pada tanggal 29 Juni 2012, Pengusulan Subak telah disetujui, diakui dan ditetapkan/disahkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO dalam sidang ke-36 Komite Warisan Dunia UNESCO di kota Saint Peterburg, Rusia Liburan Bali, Panduan Wisata, Tempat Wisata. Penetapan sebagai Warisan Budaya Dunia ini disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat Bali. Sesuai dengan pengajuannya, Subak di Bali yang memiliki luas kurang lebih 20.000 ha yang terdiri atas beberapa subak yang berada di 5 kabupaten, yaitu kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, dan Tabanan.

Situs-situs di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia adalah:

  1. Pura Ulun Danu Batur di ujung danau Batur yang merupakan pura air utama (water temple) sebagai sumber dari setiap mata air dan sungai.
  2. Lanskap Subak dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan, yang diketahui sebagai sistem irigasi yang tertua di Bali.
  3. Lanskap Subak dari Catur Angga Batukaru, objek wisata persawahan berundak-undak (terasering) Jatiluwih merupakan salah satu dari bagiannya.
  4. Pura Taman ayun, merupakan pura air yang paling besar dengan arsitektur nya paling terkenal, mencontohkan ekspansi penuh dari sistem subak di bawah pemerintahan kerajaan Bali pada abad ke-19.

Komponen-komponen subak adalah meliputi hutan yang melindungi pasokan air, lanskap sawah yang berundak-undak/bertingkat/terasering, sawah yang terhubung dengan sebuah sistem kanal, terowongan dan bendungan, desa, pura dengan berbagai ukuran yang menandakan pentingnya sumber air atau perjalanan air melalui pura menurun mengairi lahan subak.

Museum Subak

Untuk memperkenalkan dan melestarikan Subak yang merupakan warisan budaya leluhur maka didirikanlah Museum Subak yang terletak di kabupaten Tabanan yang bertujuan untuk memperkenalkan pada generasi muda ataupun wisatawan tentang sistem irigasi tradisional yang dimiliki dan masih digunakan sampai sekarang oleh masyarakat petani di pulau dewata Bali.

Museum Subak

Di museum subak ini dipamerkan benda-benda yang berhubungan dengan pekerjaan petani serta audio visual yang memperlihatkan aktivitas-aktivitas Subak dalam menjalankan manajemen irigasi.
Baca selengkapnya tentang Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali

Referensi:
- whc.unesco.org
- www.kemendagri.go.id
- kebudayaan.kemdikbud.go.id
- informatika.undiksha.ac.id
- ale-alesma3dps.blogspot.com
- talov.org
Permalink: Subak: Sistem Pengairan Sawah (irigasi) Tradisional Bali | Bali Glory

Subak adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang khusus mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan/irigasi sawah secara tradisional, keberadaan Subak merupakan manifestasi dari filosofi/konsep Tri Hita Karana, Tri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang berarti kebahagiaan/kesejahteraan dan "Karana" yang artinya penyebab. Maka dapat disimpulkan bahwa Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan”. Penerapannya didalam sistem subak yaitu:

  • Parahyangan yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan.
  • Pawongan yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya.
  • Palemahan yakni hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungannya.

Kata "Subak" merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Bali, kata tersebut pertama kali dilihat di dalam prasasti Pandak Bandung yang memiliki angka tahun 1072 M. Kata subak tersebut mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, memiliki pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi yang demokratis dari petani dalam menetapkan penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Subak - Sistem Pengairan Sawah Irigasi Tradisional Bali
Subak - Image by Rekam Indonesia

Subak bagi masyarakat Bali tidak hanya sekedar sistem irigasi, tetapi juga merupakan konsep kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri. Dalam pandangan rakyat Bali, Subak adalah gambaran langsung dari filosofi Tri Hita Karana tersebut.

Sebagai suatu metode penataan hidup bersama, Subak mampu bertahan selama lebih dari satu abad karena masyarakatnya taat kepada tradisi leluhur. Pembagian air dilakukan secara adil dan merata, segala masalah dibicarakan dan dipecahkan bersama, bahkan penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi yang ditanam pun dilakukan bersama. Sanksi terhadap berbagai bentuk pelanggaran akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara atau ritual yang dilaksanakan di pura. Harmonisasi kehidupan seperti inilah yang menjadi kunci utama lestarinya budaya Subak di pulau dewata.

Struktur Organisasi Subak

Anggota subak atau juga biasa disebut dengan krama subak adalah para petani yang memiliki garapan sawah dan mendapatkan bagian air pada sawahnya. Didalam anggota subak juga terdapat beberapa kelompok yang disebut dengan Sekaa, Krama subak digolongkan menjadi 3, yaitu:

  1. Krama aktif adalah anggota yang aktif seperti krama pekaseh, sekaa yeh atau sekaa subak.
  2. Krama pasif yaitu anggota yang mengganti kewajibannya dengan uang atau natura karena beberapa penyebab yang biasa disebut dengan Pengampel atau Pengohot.
  3. Krama luput yaitu anggota (krama) yang tidak aktif didalam segala macam kegiatan subak karena tugasnya seperti kepala desa atau Bendesa Adat.

Pengurus (Prajuru) Subak terdiri dari:

  1. Pekaseh/Kelian adalah bertugas sebagai kepala subak.
  2. Pangliman/Petajuh bertugas menjadi wakil kepala subak.
  3. Peyarikan/Juru tulis adalah sebagai sekretaris.
  4. Petengen/Juru raksa adalah memiliki tugas sebagai bendahara.
  5. Saya/juru arah/juru uduh/juru tibak/kasinoman mempunyai tugas dalam urusan pemberitahuan atau pengumuman.
  6. Pemangku adalah bertugas khusus dalam urusan ritual/keagamaan.

Kelompok (Sekaa) di dalam subak dibagi menjadi:

  1. Sekaa Numbeg, yaitu sebuah kelompok yang mengatur hal pengolahan tanah.
  2. Sekaa Jelinjingan, kelompok yang bertugas untuk mengatur pengolahan air.
  3. Sekaa Sambang, yaitu kelompok yg memiliki tugas dalam hal pengawasan air dari pencurian, penangkap atau penghalau binatang perusak tanaman seperti burung maupun tikus.
  4. Sekaa Memulih/Nandur, yaitu kelompok yang bertugas dalam hal penanaman bibit padi.
  5. Sekaa Mejukut yaitu kelompok yang bertugas menyiangi padi.
  6. Sekaa Manyi adalah kelompok yang bertugas menuai/memotong/mengetam padi.
  7. Sekaa Bleseng yaitu kelompok yang memiliki tugas mengangkut ikatan padi yang telah diketam dari sawah ke lumbung.

Sebagai organisasi yang bersifat otonom dalam mengurus organisasinya sendiri, subak dapat menetapkan peraturan yang dikenal dengan sebutan awig awig, sima, perarem. Di dalam awig awig tersebut dimuat hal-hal dan ketentuan pokok, isi pokok dalam awig awig adalah mengatur mengenai hal parahyangan, pawongan dan pelemahan sedangkan ketentuan dan hal yang lebih detail dimuat di dalam pararem sebagai pelaksanaan awig awig subak. Awig awig subak memuat tentang hak dan kewajiban dari warga subak serta memuat tentang sanksi atas pelanggaran hak dan kewajiban tersebut.

Jaringan Irigasi Subak

Para ahli juga menyebutkan bahwa Subak juga sebagai sistem teknologi yang sudah menjadi budaya di Bali. Subak sebagai metode teknologi dari budaya asli petani Bali. Fasilitas yang utama dari irigasi subak (palemahan) untuk setiap petani anggota subak adalah berupa pengalapan (bendungan air), jelinjing (parit), dan sebuah cakangan (satu tempat/alat untuk memasukkan air ke bidang sawah garapan), jika di suatu lokasi bidang sawah terdapat dua atau lebih cakangan yang saling berdekatan maka ketinggian cakangan-cakangan tersebut adalah sama (kemudahan dan kelancaran air mengalir masuk ke sawah masing-masing petani sama), tetapi perbedaan lebar lubang cakangan masih dapat ditoleransi yang disesuaikan dengan perbedaan luas bidang sawah garapan petani. Pembuatan, pemeliharaan, serta pengelolaan dari penggunaan fasilitas irigasi subak dilakukan bersama oleh anggota (krama) subak.

Jaringan sistem pengairan dalam subak jika diurut dari sumber air terdiri dari:

  1. Empelan/empangan sebagai sumber aliran air/bendungan.
  2. Bungas/Buka adalah sebagai pemasukan (in take).
  3. Aungan adalah saluran air yang tertutup atau terowongan.
  4. Telabah aya (gede), adalah saluran utama.
  5. Tembuku aya (gede), adalah bangunan untuk pembagian air utama.
  6. Telabah tempek (munduk/dahanan/kanca), adalah sebagai saluran air cabang.
  7. Telabah cerik, sebagai saluran air ranting.
  8. Telabah panyacah (tali kunda), dibeberapa tempat dikenal dengan istilah Penasan (untuk 10 bagian), Panca (untuk 5 orang), dan Pamijian (untuk sendiri/1 orang).

Melalui sistem Subak inilah, para petani medapatkan bagian air sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh musyawarah dari warga/krama subak dan tetap dilandasi oleh filosofi Tri Hita Karana. Maka dari itu, kegiatan dalam organisasi/perkumpulan Subak tidak hanya meliputi masalah pertanian atau bercocok tanam saja, tetapi juga meliputi masalah ritual dan peribadatan untuk memohon rejeki dan kesuburan. Sawah, tanaman padi, dan air mempunyai peranan penting dalam sistem irigasi subak bahkan dikaitkan dengan segi religius. Ketiganya berhubungan dengan kekuasaan Dewi Sri (Dewi kesuburan dan kemakmuran). Oleh karena itu subak tidak semata hanya mengatur masalah teknis pengaturan dan pembagian air semata, tetapi juga aspek sosial dan religius (agama).

Subak - Bali

Setiap Subak biasanya memiliki pura yang disebut Pura Ulun Carik atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para petani untuk memuja Dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang tokoh adat dan juga merupakan petani yang disebut dengan Kelian (Klian) yang mempunyai tugas untuk mengawasi dan mengelola subak. Untuk menjadi Kelian subak ini adalah sifatnya sosial, tidak mendapatkan gaji ataupun imbalan. Pembagian atau penyaluran air disesuaikan dengan keanggotaan petani di subak, ada anggota yang aktif dan pasif, keduanya mendapat pembagian air yang berbeda. Inilah dasar keadilan dimana distribusi air disesuaikan dengan kontribusi.

Subak telah dipelajari dan diteliti oleh Clifford Geertz, sedangkan J. Stephen Lansing telah menarik perhatian publik tentang pentingnya metode irigasi tradisional. Ia mempelajari dan meneliti banyak tempat suci (pura) di Bali, terutama tempat suci yang diperuntukkan bagi pertanian. Pada tahun 1987, J. Stephen Lansing bekerja sama dengan para petani di Bali telah mengembangkan kembali sistem pengairan/irigasi Subak menjadi lebih efektif. Dengan cara itu ia dapat membuktikan bagaimana keefektifan serta pentingnya metode irigasi subak di Bali.

Subak - Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Organisasi pendidikan, Ilmu pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO - The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) akhirnya mengakui Subak di Bali sebagai Warisan Budaya dunia. Pengakuan tersebut dapat diwujudkan setelah perjuangan pemerintah republik Indonesia selama kurang lebih 12 tahun. Pengusulan untuk kategori ini tidaklah mudah karena diperlukan penelitian yang mendalam dengan pendekatan melalui berbagai ilmu pengetahuan seperti arkeologi, antropologi, geografi, ilmu lingkungan, arsitektur lansekap, dan beberapa ilmu pengetahuan terkait lainnya.

Tepat pada tanggal 29 Juni 2012, Pengusulan Subak telah disetujui, diakui dan ditetapkan/disahkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO dalam sidang ke-36 Komite Warisan Dunia UNESCO di kota Saint Peterburg, Rusia Liburan Bali, Panduan Wisata, Tempat Wisata. Penetapan sebagai Warisan Budaya Dunia ini disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat Bali. Sesuai dengan pengajuannya, Subak di Bali yang memiliki luas kurang lebih 20.000 ha yang terdiri atas beberapa subak yang berada di 5 kabupaten, yaitu kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, dan Tabanan.

Situs-situs di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia adalah:

  1. Pura Ulun Danu Batur di ujung danau Batur yang merupakan pura air utama (water temple) sebagai sumber dari setiap mata air dan sungai.
  2. Lanskap Subak dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan, yang diketahui sebagai sistem irigasi yang tertua di Bali.
  3. Lanskap Subak dari Catur Angga Batukaru, objek wisata persawahan berundak-undak (terasering) Jatiluwih merupakan salah satu dari bagiannya.
  4. Pura Taman ayun, merupakan pura air yang paling besar dengan arsitektur nya paling terkenal, mencontohkan ekspansi penuh dari sistem subak di bawah pemerintahan kerajaan Bali pada abad ke-19.

Komponen-komponen subak adalah meliputi hutan yang melindungi pasokan air, lanskap sawah yang berundak-undak/bertingkat/terasering, sawah yang terhubung dengan sebuah sistem kanal, terowongan dan bendungan, desa, pura dengan berbagai ukuran yang menandakan pentingnya sumber air atau perjalanan air melalui pura menurun mengairi lahan subak.

Museum Subak

Untuk memperkenalkan dan melestarikan Subak yang merupakan warisan budaya leluhur maka didirikanlah Museum Subak yang terletak di kabupaten Tabanan yang bertujuan untuk memperkenalkan pada generasi muda ataupun wisatawan tentang sistem irigasi tradisional yang dimiliki dan masih digunakan sampai sekarang oleh masyarakat petani di pulau dewata Bali.

Museum Subak

Di museum subak ini dipamerkan benda-benda yang berhubungan dengan pekerjaan petani serta audio visual yang memperlihatkan aktivitas-aktivitas Subak dalam menjalankan manajemen irigasi.
Baca selengkapnya tentang Museum Subak: Koleksi Pertanian & Irigasi Tradisional Bali

Referensi:
- whc.unesco.org
- www.kemendagri.go.id
- kebudayaan.kemdikbud.go.id
- informatika.undiksha.ac.id
- ale-alesma3dps.blogspot.com
- talov.org
Permalink: Subak: Sistem Pengairan Sawah (irigasi) Tradisional Bali | Bali Glory

Senin, 01 Februari 2016

Jatiluwih: Tempat Wisata Pemandangan Sawah Berundak di Bali

2016 - Hallo sahabat WIsata Bali dan Sekitarnya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 2016, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Objek Wisata, Artikel Sawah Berundak, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jatiluwih: Tempat Wisata Pemandangan Sawah Berundak di Bali
link : Jatiluwih: Tempat Wisata Pemandangan Sawah Berundak di Bali

Baca juga


2016

Sawah berundak Jatiluwih Bali atau sawah terasering Jatiluwih adalah salah satu tempat wisata di Tabanan yang paling populer dengan pemandangan hamparan sawah berundak-undak yang indah selain Tegalalang rice terrace Ubud, Munduk rice terraces, dan objek wisata pemandangan sawah berundak lainnya di Bali. Jatiluwih adalah sebuah desa yang mempunyai daerah hamparan persawahan luas dengan panorama sawah bertingkat yang indah yang terletak di wilayah Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali. Desa Jatiluwih terkenal sebagai tempat wisata dengan keindahan sawah terasering yang masih menggunakan sistem pengairan sawah tradisional Bali, lokasinya terletak dekat dengan pegunungan Batukaru dengan kondisi udara yang lumayan sejuk. Untuk mengunjungi obyek wisata Jatiluwih Bali dengan pemandangan sawah bertingkat-tingkat yang indah ini bisa ditempuh dengan jarak kurang lebih 50 KM atau sekitar ± 1 jam 30 menit dari kota Denpasar. Bagi anda yang sedang liburan di pulau Bali, objek wisata sawah terasering Jatiluwih Bali ini bisa dijadikan pilihan untuk berlibur untuk menikmati keindahan panorama sawah pegunungan yang memikat hati.

Konten
Sejarah Jatiluwih
Geografi Jatiluwih
Warisan Budaya Dunia (UNESCO)
Pengolahan Sawah & Aktifitas Petani
Pariwisata Jatiluwih
Waktu Terbaik Mengunjungi Jatiluwih
Peta & Lokasi Jatiluwih

Sejarah Jatiluwih

Untuk mengetahui sejarah Jatiluwih sepenuhnya bersumber pada cerita-cerita orang tua yang merupakan penduduk dari Desa Jatiluwih. Konon ceritanya nama JATILUWIH berasal dari kata JATON dan LUWIH. "JATON" artinya adalah Jimat, sedangkan "LUWIH" berarti bagus, dari arti kata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Jatiluwih mempunyai arti adalah sebuah desa yang mempunyai Jimat yang benar-benar bagus/ampuh atau berwasiat.

Dari sumber lain diceritakan bahwa konon di tengah Desa ada sebuah kuburan binatang purba yakni seekor burung Jatayu. Dari kata Jatayu ini lama kelamaan mengalami perubahan bunyi menjadi JATON AYU yang berarti Luwih atau Bagus. Jadi JATON AYU sama dengan Jatiluwih. Demikianlah pada akhirnya kata Jatiluwih sejak dulu ditetapkan menjadi nama Desa dan sampai hari ini belum pernah mengalami perubahan.

Sawah Terasering Berundak Jatiluwih, Tabanan, Bali - Indonesia
Sawah Terasering Jatiluwih Bali, Photo by Komang Gede via Flickr

Dari arti Jatiluwih tersebut sampai sekarang dapat dibuktikan dengan adanya hasil-hasil dari bertani dan berkebun yang cukup memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan bagi semua penduduknya dan terjaminnya keselamatan bagi para penduduknya selama menjalankan kehidupan bertani.

Maka pada jaman dahulu banyaklah berdatangan para Brahmana, Ksatria, Wesia dan Sudra dari daerah Tabanan yang berkunjung ke Desa Jatiluwih dengan harapan memohon keselamatan dan kesejahteraan golongannya masing-masing. Akhirnya mereka itulah kemudian mendirikan Pura-Pura yang ada sekarang di wilayah Desa Jatiluwih seperti Pura Luhur Petali, Pura Luhur Bhujangga Waisnawa, Pura Rshi, Pura Taksu dan tempat-tempat suci yang lain disekitarnya.

Geografi Jatiluwih

Dari segi geografis, Jatiluwih memiliki luas wilayah sekitar 33,22 km2, dengan ketinggian kurang lebih 1,059 meter atau 3,476 kaki diatas permukaan laut. Jatiluwih memiliki iklim tropis pada hampir sepanjang sebagian besar bulan dalam setahun, terdapat curah hujan signifikan di daerah ini, suhu tahunan adalah rata-rata 19.0° C. Jatiluwih merupakan daerah pertanian dengan petani padi sebagai mayoritas penduduknya. Selain sebagai penghasil beras dan juga beras merah dari hamparan sawah terasering/berundak-undak yang luas dan besar, daerah ini juga menghasilkan tanaman kebun lainnya seperti sayuran, kelapa, kopi, pisang, dll. Selain daripada itu, pada saat ini di dalam masyarakat Jatiluwih juga telah terbentuk kelompok – kelompok tani yang kemudian akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti kelompok tani ikan, kelompok ternak, dll. Organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan (irigasi) sawah yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Jatiluwih dan di pulau Bali pada umumnya disebut dengan istilah Subak.

Warisan Budaya Dunia (UNESCO)

Desa Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) sejak 29 Juni 2012 karena mempunyai keunikan dan ciri khas pada sistem pertaniannya yaitu dengan menggunakan konsep filosofi Tri Hita Karana (filosofi tentang keseimbangan antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam, serta manusia dengan Sang Pencipta). Jatiluwih termasuk didalam kawasan Lanskap Subak dari Catur Angga Batukaru yang merupakan salah satu dari 5 kawasan di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia Liburan Bali, Panduan Wisata, Tempat Wisata. Secara sosio-kultural manajemen organisasi subak Desa Jatiluwih adalah berdasarkan prinsip dari filsafat Tri Hita Karana yang bertujuan agar tercapai dan terbinanya keselarasan dan keharmonisan antara warga subak dengan sesamanya, warga subak dengan lingkungan/alam, dan warga subak dengan Sang Pencipta/Tuhan sebagai unsur parahyangan.

Pengolahan Sawah & Aktifitas Petani

Jatiluwih sangat terkenal dengan sawah terasering nya dengan sistem irigasi yang bagus yang dikelola oleh anggota subak, terlepas dengan filsafat Tri Hita Karana yang menjadi landasan oleh petani di Jatiluwih maka dalam hal pengolahan lahan sawah pun didasari oleh filsafat tersebut, dalam hal ini adalah hubungannya dengan sang pencipta dengan melakukan beberapa upacara yang merupakan bagian dari aktifitas petani seperti; mengolah sawah, menanam padi, memanen, dan sebagainya, sesuai dengan budaya dan agama Hindu yang dipeluk oleh sebagian besar Petani di Jatiluwih. Adapun upacara yang dilakukan adalah:

  1. Mapag Toya, yaitu upacara mengambil/menjemput air ke sumber mata air. Upacara ini diikuti oleh semua anggota subak dan dilakukan pada Sasih Ketiga atau sekitar bulan September. Kegiatan ini disebut Kempelan yaitu kegiatan membuka saluran air ke sumber aliran air di hulu subak, selanjutnya air akan mengaliri sawah.
  2. Ngendag Tanah Carik, yaitu upacara memohon keselamatan kepada Tuhan pada saat membajak tanah sawah yang dilakukan oleh masing-masing anggota subak prosesi ini masih pada Sasih Ketiga (bulan September).
  3. Ngurit, yaitu upacara pembibitan yang dilakukan oleh seluruh anggota subak pada masing-masing tanah garapannya. Ngurit dilaksanakan pada Sasih Kelima (sekitar bulan Nopember).
  4. Ngerasakin, yaitu upacara membersihkan kotoran (leteh) yang tertinggal ketika melakukan pembajakan sawah, upacara ini dilakukan setelah pembajakan selesai pada masing-masing tanah garapan pada awal Sasih Kepitu (awal bulan Januari).
  5. Pangawiwit (Nuwasen), yaitu upacara untuk mencari hari baik untuk memulai menanam padi yang dilakukan pada sekitar Sasih Kepitu (awal bulan Januari).
  6. Ngekambuhin, yaitu upacara untuk meminta keselamatan kepada Tuhan bagi anak padi yang baru tumbuh yang dilakukan pada saat padi berumur 42 hari pada sekitar Sasih Kewulu (bulan Pebruari).
  7. Pamungkah, yaitu upacara memohon keselamatan agar tanaman padi dapat tumbuh dengan baik. Upacara ini dilakukan pada Sasih Kawulu (bulan Pebruari).
  8. Penyepian, yaitu upacara memohon keselamatan agar tanaman padi terhindar dari hama/penyakit dan dilakukan pada Sasih Kesanga (sekitar bulan Maret).
  9. Pengerestitian Nyegara Gunung, yaitu melaksanakan upacara nyegara gunung yang dilakukan di Pura Luhur Petali dan Pura Luhur Pekendungan (bulan Maret/April).
  10. Mesaba, yaitu upacara sebelum panen yang dilakukan pada Sasih Kedasa (bulan April) oleh anggota subak pada sawah nya masing-masing.
  11. Ngadegang Bhatari Sri (Bhatara Nini), yaitu upacara secara simbolis memvisualisasikan Beliau sebagai Lingga-Yoni.
  12. Upacara Nganyarin, yaitu upacara mulai panen yang dilaksanakan pada Sasih Sada (bulan Juni) oleh anggota subak pada masing-masing sawahnya.
  13. Manyi, yaitu kegiatan memanen padi (bulan Juli).
  14. Mantenin, yaitu upacara menaikkan padi ke lumbung atau upacara menyimpan padi di lumbung yang dilaksanakan pada Sasih Karo (bulan Agustus).

Aktifitas petani di sawah Jatiluwih
Petani sedang menanam padi

Pariwisata Jatiluwih

jatiluwih sangat terkenal dengan keindahan alam dengan sawah terasering nya dan menjadi salah satu tujuan wisata terbaik di tabanan, aktifitas petani di jatiluwih adalah salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan, pada umumnya kegiatan petani di sawah masih menggunakan cara-cara dan alat-alat tradisional untuk menggarap sawahnya seperti; Mencangkul, Nampadin (membersihkan pematang sawah), Ngelampit (membajak sawah), Melasah (meratakan tanah sawah), Nandur (menanam padi), dll. Kegiatan petani tersebut benar-benar menjadi salah satu daya tarik tersendiri dan sering kali dijadikan sebagai obyek fotografi oleh wisatawan. Selain itu di kawasan Jatiluwih juga terdapat aktifitas wisata seperti hiking dan cycling, untuk mendukung sarana pariwisata di Jatiluwih juga terdapat penginapan/pondok wisata, cafe, dan warung/rumah makan ataupun restoran yang khusus menyajikan makanan khas dengan beras merah dari hasil pertanian di Jatiluwih.

Waktu Terbaik Mengunjungi Jatiluwih

Untuk mengunjungi obyek wisata Jatiluwih direkomendasikan antara jam 8.00 pagi sampai sore hari sekitar jam 5.00, karena pada antara jam-jam tersebut aktifitas petani banyak dijumpai. Dikarenakan curah hujan yang tinggi di kawasan Jatiluwih maka direkomendasikan bagi para wisatawan agar selalu menyiapkan payung ataupun jas hujan atau ada baiknya sebelum mengunjungi Jatiluwih pengunjung bisa memantau prakiraan cuaca sehari sebelumnya. Untuk bisa menikmati panorama alam Jatiluwih dengan sawah terasering yang hijau dan indah, wisatawan bisa mengunjungi Jatiluwih diantara bulan Pebruari sampai bulan April, karena pada bulan-bulan tersebut tanaman padi akan tumbuh tinggi, hijau dan menguning. Pada sekitar bulan Juni - Juli (sasih Sada), tanaman padi akan siap di panen dan aktifitas memanen oleh petani akan banyak dijumpai.

Peta & Lokasi Jatiluwih

Peta lokasi sawah terasering Jatiluwih Bali oleh Google Maps



Referensi:
- UNESCO
- National Geographic
- Desa Jatiluwih | Kec. Penebel Tabanan
Permalink: Jatiluwih: Tempat Wisata Pemandangan Sawah Berundak di Bali | Bali Glory

Sawah berundak Jatiluwih Bali atau sawah terasering Jatiluwih adalah salah satu tempat wisata di Tabanan yang paling populer dengan pemandangan hamparan sawah berundak-undak yang indah selain Tegalalang rice terrace Ubud, Munduk rice terraces, dan objek wisata pemandangan sawah berundak lainnya di Bali. Jatiluwih adalah sebuah desa yang mempunyai daerah hamparan persawahan luas dengan panorama sawah bertingkat yang indah yang terletak di wilayah Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali. Desa Jatiluwih terkenal sebagai tempat wisata dengan keindahan sawah terasering yang masih menggunakan sistem pengairan sawah tradisional Bali, lokasinya terletak dekat dengan pegunungan Batukaru dengan kondisi udara yang lumayan sejuk. Untuk mengunjungi obyek wisata Jatiluwih Bali dengan pemandangan sawah bertingkat-tingkat yang indah ini bisa ditempuh dengan jarak kurang lebih 50 KM atau sekitar ± 1 jam 30 menit dari kota Denpasar. Bagi anda yang sedang liburan di pulau Bali, objek wisata sawah terasering Jatiluwih Bali ini bisa dijadikan pilihan untuk berlibur untuk menikmati keindahan panorama sawah pegunungan yang memikat hati.

Konten
Sejarah Jatiluwih
Geografi Jatiluwih
Warisan Budaya Dunia (UNESCO)
Pengolahan Sawah & Aktifitas Petani
Pariwisata Jatiluwih
Waktu Terbaik Mengunjungi Jatiluwih
Peta & Lokasi Jatiluwih

Sejarah Jatiluwih

Untuk mengetahui sejarah Jatiluwih sepenuhnya bersumber pada cerita-cerita orang tua yang merupakan penduduk dari Desa Jatiluwih. Konon ceritanya nama JATILUWIH berasal dari kata JATON dan LUWIH. "JATON" artinya adalah Jimat, sedangkan "LUWIH" berarti bagus, dari arti kata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Jatiluwih mempunyai arti adalah sebuah desa yang mempunyai Jimat yang benar-benar bagus/ampuh atau berwasiat.

Dari sumber lain diceritakan bahwa konon di tengah Desa ada sebuah kuburan binatang purba yakni seekor burung Jatayu. Dari kata Jatayu ini lama kelamaan mengalami perubahan bunyi menjadi JATON AYU yang berarti Luwih atau Bagus. Jadi JATON AYU sama dengan Jatiluwih. Demikianlah pada akhirnya kata Jatiluwih sejak dulu ditetapkan menjadi nama Desa dan sampai hari ini belum pernah mengalami perubahan.

Sawah Terasering Berundak Jatiluwih, Tabanan, Bali - Indonesia
Sawah Terasering Jatiluwih Bali, Photo by Komang Gede via Flickr

Dari arti Jatiluwih tersebut sampai sekarang dapat dibuktikan dengan adanya hasil-hasil dari bertani dan berkebun yang cukup memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan bagi semua penduduknya dan terjaminnya keselamatan bagi para penduduknya selama menjalankan kehidupan bertani.

Maka pada jaman dahulu banyaklah berdatangan para Brahmana, Ksatria, Wesia dan Sudra dari daerah Tabanan yang berkunjung ke Desa Jatiluwih dengan harapan memohon keselamatan dan kesejahteraan golongannya masing-masing. Akhirnya mereka itulah kemudian mendirikan Pura-Pura yang ada sekarang di wilayah Desa Jatiluwih seperti Pura Luhur Petali, Pura Luhur Bhujangga Waisnawa, Pura Rshi, Pura Taksu dan tempat-tempat suci yang lain disekitarnya.

Geografi Jatiluwih

Dari segi geografis, Jatiluwih memiliki luas wilayah sekitar 33,22 km2, dengan ketinggian kurang lebih 1,059 meter atau 3,476 kaki diatas permukaan laut. Jatiluwih memiliki iklim tropis pada hampir sepanjang sebagian besar bulan dalam setahun, terdapat curah hujan signifikan di daerah ini, suhu tahunan adalah rata-rata 19.0° C. Jatiluwih merupakan daerah pertanian dengan petani padi sebagai mayoritas penduduknya. Selain sebagai penghasil beras dan juga beras merah dari hamparan sawah terasering/berundak-undak yang luas dan besar, daerah ini juga menghasilkan tanaman kebun lainnya seperti sayuran, kelapa, kopi, pisang, dll. Selain daripada itu, pada saat ini di dalam masyarakat Jatiluwih juga telah terbentuk kelompok – kelompok tani yang kemudian akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti kelompok tani ikan, kelompok ternak, dll. Organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan (irigasi) sawah yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Jatiluwih dan di pulau Bali pada umumnya disebut dengan istilah Subak.

Warisan Budaya Dunia (UNESCO)

Desa Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) sejak 29 Juni 2012 karena mempunyai keunikan dan ciri khas pada sistem pertaniannya yaitu dengan menggunakan konsep filosofi Tri Hita Karana (filosofi tentang keseimbangan antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam, serta manusia dengan Sang Pencipta). Jatiluwih termasuk didalam kawasan Lanskap Subak dari Catur Angga Batukaru yang merupakan salah satu dari 5 kawasan di Bali yang ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia Liburan Bali, Panduan Wisata, Tempat Wisata. Secara sosio-kultural manajemen organisasi subak Desa Jatiluwih adalah berdasarkan prinsip dari filsafat Tri Hita Karana yang bertujuan agar tercapai dan terbinanya keselarasan dan keharmonisan antara warga subak dengan sesamanya, warga subak dengan lingkungan/alam, dan warga subak dengan Sang Pencipta/Tuhan sebagai unsur parahyangan.

Pengolahan Sawah & Aktifitas Petani

Jatiluwih sangat terkenal dengan sawah terasering nya dengan sistem irigasi yang bagus yang dikelola oleh anggota subak, terlepas dengan filsafat Tri Hita Karana yang menjadi landasan oleh petani di Jatiluwih maka dalam hal pengolahan lahan sawah pun didasari oleh filsafat tersebut, dalam hal ini adalah hubungannya dengan sang pencipta dengan melakukan beberapa upacara yang merupakan bagian dari aktifitas petani seperti; mengolah sawah, menanam padi, memanen, dan sebagainya, sesuai dengan budaya dan agama Hindu yang dipeluk oleh sebagian besar Petani di Jatiluwih. Adapun upacara yang dilakukan adalah:

  1. Mapag Toya, yaitu upacara mengambil/menjemput air ke sumber mata air. Upacara ini diikuti oleh semua anggota subak dan dilakukan pada Sasih Ketiga atau sekitar bulan September. Kegiatan ini disebut Kempelan yaitu kegiatan membuka saluran air ke sumber aliran air di hulu subak, selanjutnya air akan mengaliri sawah.
  2. Ngendag Tanah Carik, yaitu upacara memohon keselamatan kepada Tuhan pada saat membajak tanah sawah yang dilakukan oleh masing-masing anggota subak prosesi ini masih pada Sasih Ketiga (bulan September).
  3. Ngurit, yaitu upacara pembibitan yang dilakukan oleh seluruh anggota subak pada masing-masing tanah garapannya. Ngurit dilaksanakan pada Sasih Kelima (sekitar bulan Nopember).
  4. Ngerasakin, yaitu upacara membersihkan kotoran (leteh) yang tertinggal ketika melakukan pembajakan sawah, upacara ini dilakukan setelah pembajakan selesai pada masing-masing tanah garapan pada awal Sasih Kepitu (awal bulan Januari).
  5. Pangawiwit (Nuwasen), yaitu upacara untuk mencari hari baik untuk memulai menanam padi yang dilakukan pada sekitar Sasih Kepitu (awal bulan Januari).
  6. Ngekambuhin, yaitu upacara untuk meminta keselamatan kepada Tuhan bagi anak padi yang baru tumbuh yang dilakukan pada saat padi berumur 42 hari pada sekitar Sasih Kewulu (bulan Pebruari).
  7. Pamungkah, yaitu upacara memohon keselamatan agar tanaman padi dapat tumbuh dengan baik. Upacara ini dilakukan pada Sasih Kawulu (bulan Pebruari).
  8. Penyepian, yaitu upacara memohon keselamatan agar tanaman padi terhindar dari hama/penyakit dan dilakukan pada Sasih Kesanga (sekitar bulan Maret).
  9. Pengerestitian Nyegara Gunung, yaitu melaksanakan upacara nyegara gunung yang dilakukan di Pura Luhur Petali dan Pura Luhur Pekendungan (bulan Maret/April).
  10. Mesaba, yaitu upacara sebelum panen yang dilakukan pada Sasih Kedasa (bulan April) oleh anggota subak pada sawah nya masing-masing.
  11. Ngadegang Bhatari Sri (Bhatara Nini), yaitu upacara secara simbolis memvisualisasikan Beliau sebagai Lingga-Yoni.
  12. Upacara Nganyarin, yaitu upacara mulai panen yang dilaksanakan pada Sasih Sada (bulan Juni) oleh anggota subak pada masing-masing sawahnya.
  13. Manyi, yaitu kegiatan memanen padi (bulan Juli).
  14. Mantenin, yaitu upacara menaikkan padi ke lumbung atau upacara menyimpan padi di lumbung yang dilaksanakan pada Sasih Karo (bulan Agustus).

Aktifitas petani di sawah Jatiluwih
Petani sedang menanam padi

Pariwisata Jatiluwih

jatiluwih sangat terkenal dengan keindahan alam dengan sawah terasering nya dan menjadi salah satu tujuan wisata terbaik di tabanan, aktifitas petani di jatiluwih adalah salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan, pada umumnya kegiatan petani di sawah masih menggunakan cara-cara dan alat-alat tradisional untuk menggarap sawahnya seperti; Mencangkul, Nampadin (membersihkan pematang sawah), Ngelampit (membajak sawah), Melasah (meratakan tanah sawah), Nandur (menanam padi), dll. Kegiatan petani tersebut benar-benar menjadi salah satu daya tarik tersendiri dan sering kali dijadikan sebagai obyek fotografi oleh wisatawan. Selain itu di kawasan Jatiluwih juga terdapat aktifitas wisata seperti hiking dan cycling, untuk mendukung sarana pariwisata di Jatiluwih juga terdapat penginapan/pondok wisata, cafe, dan warung/rumah makan ataupun restoran yang khusus menyajikan makanan khas dengan beras merah dari hasil pertanian di Jatiluwih.

Waktu Terbaik Mengunjungi Jatiluwih

Untuk mengunjungi obyek wisata Jatiluwih direkomendasikan antara jam 8.00 pagi sampai sore hari sekitar jam 5.00, karena pada antara jam-jam tersebut aktifitas petani banyak dijumpai. Dikarenakan curah hujan yang tinggi di kawasan Jatiluwih maka direkomendasikan bagi para wisatawan agar selalu menyiapkan payung ataupun jas hujan atau ada baiknya sebelum mengunjungi Jatiluwih pengunjung bisa memantau prakiraan cuaca sehari sebelumnya. Untuk bisa menikmati panorama alam Jatiluwih dengan sawah terasering yang hijau dan indah, wisatawan bisa mengunjungi Jatiluwih diantara bulan Pebruari sampai bulan April, karena pada bulan-bulan tersebut tanaman padi akan tumbuh tinggi, hijau dan menguning. Pada sekitar bulan Juni - Juli (sasih Sada), tanaman padi akan siap di panen dan aktifitas memanen oleh petani akan banyak dijumpai.

Peta & Lokasi Jatiluwih

Peta lokasi sawah terasering Jatiluwih Bali oleh Google Maps



Referensi:
- UNESCO
- National Geographic
- Desa Jatiluwih | Kec. Penebel Tabanan
Permalink: Jatiluwih: Tempat Wisata Pemandangan Sawah Berundak di Bali | Bali Glory

Selasa, 12 Januari 2016

Daftar Nama Pegunungan dan Gunung Berapi di Pulau Bali

2016 - Hallo sahabat WIsata Bali dan Sekitarnya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 2016, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bali, Artikel Pegunungan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Daftar Nama Pegunungan dan Gunung Berapi di Pulau Bali
link : Daftar Nama Pegunungan dan Gunung Berapi di Pulau Bali

Baca juga


2016

Gunung di Bali dan juga gunung berapi, pulau Bali selain sebagai tempat wisata yang mempunyai pantai yang indah dan budaya yang unik, pulau dewata juga mempunyai jejeran pegunungan dan juga gunung berapi aktif. Pegunungan dan gunung berapi yang ada di pulau Bali juga banyak dikenal oleh pendaki gunung baik lokal maupun pendaki mancanegara sebagai tempat favorit untuk mendaki dan trekking ketika mereka liburan di Bali. Dibawah ini adalah daftar/list nama pegunungan dan gunung api yang ada di pulau Bali.

GunungTinggiLokasi
Agung3,142 mKarangasem
Abang2,152 mBangli
Adeng1,826 mTabanan
Batukaru2,276 mTabanan
Batur1,717 mBangli
Banyu Wedang430 mBuleleng
Catur2,098 mTabanan
Klatakan/Kelatakan698 mJembrana
Kutul842 mBuleleng
Lempuyang/Seraya1,058 mKarangasem
Lesung/Lesong1,860 mBuleleng
Lok Badung1,028 mBuleleng
Merbuk1,356 mJembrana
Mesehe1,300 mJembrana
Musi1,215 mJembrana
Mundi529 mKlungkung
Ngandang622 mJembrana
Patas1,414 mBuleleng
Penulisan1,745 mBangli
Pohen/Pohang2,089 mTabanan
Prapat Agung310 mBuleleng
Sanghyang/Sengjang2,087 mTabanan
Sangiang1,004 mJembrana
Sidemen826 mKarangasem
Silang Jana1,903 mBuleleng

Agung

Gunung Agung adalah yang tertinggi di Bali (3,142 mdpl), berdiri dan terbentang di bagian tengah-timur dari pulau Bali, berlokasi di Kabupaten Karangasem. Secara geologis, Gunung Agung adalah sebuah stratovolcano aktif, dan telah memiliki letusan besar di masa lalu, yang paling signifikan adalah pada tahun 1963. Tetapi semenjak letusan terakhir tahun 1963, tidak ada lagi aktifitas vulkanik sampai hari ini, bisa dikatakan bahwa gunung Agung sedang tidur sekarang. Menurut masyarakat Hindu di Bali, Agung adalah gunung yang paling suci di Bali dan sebagai tempat sakral bagi pura yang terbesar di Bali yaitu Pura Besakih. Agung sangat populer dengan pendaki gunung dan trekker, gunung Agung sangat terkenal dengan pendakian matahari terbit (sunrise trekking) tetapi karena kesulitannya, gunung Agung kurang terkenal bagi turis dibandingkan dengan gunung Batur.

Gunung berapi Agung
Pura Besakih dan Gn. Agung dibelakangnya

Letusan Gunung Agung
Letusan Gn. Agung - Mei 1963

Gunung Agung meletus pada Mei 1963, dengan Pura Besakih di lereng depannya. Letusan Gunung Agung menyebabkan banyak kesulitan dan penderitaan di Bali selama dan setelah 1963. Gunung berapi ini sebelumnya tidak meletus dalam catatan sejarah. Letusan terjadi pada saat pelaksanaan upacara keagamaan Eka Dasa Rudra yang diadakan pada setiap 100 tahun sekali di Pura Besakih.

Batur

Gunung Batur adalah sebuah stratovolcano kecil di utara-tengah pulau Bali terletak di Kabupaten Bangli. Batur memiliki ketinggian 1,717 meter dan memiliki beberapa kawah. Gunung Batur terletak dalam kaldera besar, terdapat sisa-sisa letusan dahsyat pada masa prasejarah dari gunung berapi yang pernah memiliki ketinggian lebih dari 4,000 meter ini. Batur adalah gunung berapi yang masih tetap aktif sampai hari ini dan telah tercatat meletus lebih dari 20 kali dalam dua abad terakhir. Letusan besar terjadi pada tahun 1917 , 1926 dan 1963 (tahun yang sama dengan letusan besar gunung Agung), sehingga membuat gunung Batur adalah gunung berapi yang paling aktif di pulau dewata Bali. Liburan, Bali, Wisata Batur adalah tempat populer untuk mendaki di kalangan wisatawan dan menjadi tempat wisata favorit untuk trekking di Bali, Batur sangat populer untuk pendakian pada waktu matahari terbit (sunrise trekking), pada puncaknya bebas dari tutupan hutan, sehingga menawarkan pemandangan yang indah, spektakuler dan mudah diakses. Istilah "Batur" sering merujuk pada seluruh kaldera, termasuk gunung Abang, puncak ketiga tertinggi di Bali yang terletak di sepanjang pinggirannya.

Pegunungan dan Gunung Berapi di Pulau Bali Indonesia
Dari kiri: Batur, Abang dan Agung

Batukaru

Gunung Batukaru juga dieja Batukau atau Watukaru adalah gunung tertinggi kedua di Bali dengan ketinggian 2,276 meter, terletak di Kabupaten Tabanan. Batukaru berasal dari kata Bali "Batu/Watu" berarti "batu", dan "Karu/Kau" berarti "batok/tempurung kelapa" dalam bahasa Bali. Batukaru adalah puncak tertinggi di daerah vulkanik Bedugul tetapi tidak aktif sampai sekarang. Gunung Batukaru juga disucikan oleh masyarakat Hindu Bali, dan memiliki sebuah tempat suci di lereng selatannya yaitu Pura Luhur Batukaru. Batukaru relatif tidak populer bagi kalangan pendaki untuk pendakian karena tertutup hutan lebat yang membatasi pandangan. Batukaru memiliki kawah besar, yang terbesar di Bali, tapi kawah ini terbuka di ujung selatan, membebaskan sungai Yeh Mawa untuk mengalir.

Abang

Gunung Abang (2,152 mdpl) adalah titik tertinggi di rim kaldera Batur, tertinggi ketiga di Bali, terletak di Kabupaten Bangli dan Abang terletak di sebelah timur Danau Batur, Gn. Abang sebelumnya adalah bagian asli dari gunung Batur, tetapi ketika gunung berapi dengan ketinggian 4,000 meteran ini memiliki letusan besar di zaman prasejarah, kemudian tidak meninggalkan apa-apa kecuali sebuah kaldera besar dan kerucut kecil. Abang bukanlah puncak yang populer di kalangan petualang pendaki gunung, meskipun tidak sulit untuk pendakiannya, tetapi pemandangan yang sangat indah dari Gn. Batur dan danau Batur bisa kita lihat dari puncak Gn. Abang.

Adeng

Gunung Adeng adalah sebuah stratovolcano tidak aktif di daerah vulkanik Bedugul . Adeng memiliki ketinggian 1,826 meter dan terletak di Kabupaten Tabanan.

Lesung/Lesong

Gunung Lesung juga disebut Lesong adalah sebuah stratovolcano tidak aktif di wilayah vulkanik Bedugul, tepat di sebelah selatan Danau Tamblingan, yang terletak di Kabupaten Buleleng. Lesung memiliki kawah besar di puncaknya, lebih dari setengah ukuran Gn. Agung. Puncak tertinggi gunung Lesung adalah 1,860 meter di atas permukaan laut. Meskipun Lesung telah pernah didaki, pendaki biasanya menghindari perjalanan panjang melalui hutan lebat untuk mencapai puncaknya.

Gunung Lesung
Gn. Lesung dan Danau Tamblingan, Bali

Catur

Gunung Catur (2,098 mdpl), kadang-kadang juga dieja Catu dan orang-orang Bali biasa menyebutnya Puncak/Pucak Mangu, adalah titik tertinggi sepanjang tepi kaldera Bedugul, dan tertinggi keempat di Bali dan Catur terletak di Kabupaten Tabanan dan juga kabupaten Badung. Catur terletak di sebelah timur Danau Beratan dan cukup populer di kalangan pendaki dan trekker meskipun hutan lebat menutupi pandangan. Pura Hindu Bali (Pura Pucak Mangu) juga terletak di sini.

Lempuyang/Seraya

Gunung Lempuyang, juga disebut Bukit Belibis/Bisbis dan Gunung Seraya, terletak di Kabupaten Karangasem, di ujung paling timur dari pulau dewata Bali, disebelah timur Gunung Agung. Puncak nya pada ketinggian 1,058 mdpl ada pada tepi selatan dari kaldera. Pura Luhur Lempuyang adalah salah satu dari sembilan pura utama di Bali yang terletak di lereng barat Gn. Lempuyang.

Sanghyang/Sengjang

Gunung Sanghyang juga disebut Sengjang atau Sengayang adalah sebuah stratovolcano tidak aktif di daerah vulkanik Bedugul. Tinggi totalnya adalah 2,087 mdpl dan terletak di Kabupaten Tabanan dan menjadi keenam tertinggi di Bali. Sanghyang hampir sepenuhnya diabaikan oleh pendaki karena situasi yang terisolasi di bagian utara dari Gunung Batukaru, sebelah barat dari Gn. Adeng dan Gn. Pohen, dan di sebelah selatan dari Gn. Lesung.

Prapat Agung

Gunung Prapat Agung adalah gunung kecil di semenanjung di ujung barat laut Bali. Prapat Agung adalah bagian dari Taman Nasional Bali Barat dengan ketinggian 310 meter, yang terletak di Kabupaten Buleleng. Prapat Agung sebagian besar terdiri dari batu kapur, menjadikannya salah satu dari tiga tempat di Bali yang terdapat batu kapur (tempat yang lainnya adalah Bukit Jimbaran dan Nusa Penida).

Pohen/Pohang

Gunung Pohen/Pohang adalah sebuah stratovolcano tidak aktif di wilayah Bedugul, yang terletak di Kabupaten Tabanan. Pohen terletak di sebelah barat daya dari Bedugul sendiri. Tingginya adalah 2,089 mdpl menjadikannya sebagai puncak kelima tertinggi di Bali.

Klatakan/Kelatakan

Gunung Kelatakan/Klatakan mempunyai ketinggian 698 m, terletak di Kabupaten Jembrana, di bagian barat dari pulau Bali.

Sangiang

Gunung Sangiang berlokasi di bagian Kabupaten Jembrana, total ketinggiannya adalah 1,004 m.

Merbuk

Gunung Merbuk tingginya adalah 1,356 m, terdapat di daerah Jembrana.

Mesehe

Gunung Mesehe dengan tinggi 1,300 m, terletak di Kabupaten Jembrana Bali.

Ngandang

Gunung Ngandang berlokasi di Jembrana dengan total tinggi 622 m.

Musi

Gunung Musi tingginya adalah 1,215 meter, juga terletak di Kabupaten Jembrana Bali adalah sebuah bukit yang tepatnya berada di timur gunung Mesehe dan di sebelah utara Taman Nasional Bali Barat.

Gunung Musi
Gn. Musi - foto via Santai Area

Mundi

Gunung Mundi berlokasi di Kabupaten Klungkung, dengan ketinggian mencapai 529 m. Klungkung hanya mempunyai satu gunung di daerah teritorinya.

Penulisan

Gunung Penulisan juga disebut Bukit Penulisan, dengan ketinggian 1,745 mdpl, terletak di kabupaten Bangli. tempat suci yang dikenal luas dan sakral bagi masyarakat Hindu Bali yaitu Pura Pucak Penulisan yang juga terletak disini.

Sidemen

Gunung Sidemen dengan tinggi 826 meters berlokasi di Karangasem Bali.

Banyu Wedang

GUnung Banyu Wedang terletak di Buleleng Bali,dengan total tinggi 430 m.

Patas

Gunung Patas mempunyai ketinggian 1,414 mdpl dan terletak di Kabupaten Buleleng.

Lok Badung

Gunung Lok Badung terletak di daerah Buleleng dengan tinggi mencapai 1,028 meter.

Kutul

Gunung Kutul berlokasi di Kabupaten Buleleng dengan total ketinggian 842 meter.

Silang Jana

Gunung Silang Jana juga terletak di Buleleng dengan tinggi mencapai 1,903 meter.

Referensi : Wikipedia, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Permalink: Daftar Nama Pegunungan dan Gunung Berapi di Pulau Bali | Bali Glory

Gunung di Bali dan juga gunung berapi, pulau Bali selain sebagai tempat wisata yang mempunyai pantai yang indah dan budaya yang unik, pulau dewata juga mempunyai jejeran pegunungan dan juga gunung berapi aktif. Pegunungan dan gunung berapi yang ada di pulau Bali juga banyak dikenal oleh pendaki gunung baik lokal maupun pendaki mancanegara sebagai tempat favorit untuk mendaki dan trekking ketika mereka liburan di Bali. Dibawah ini adalah daftar/list nama pegunungan dan gunung api yang ada di pulau Bali.

GunungTinggiLokasi
Agung3,142 mKarangasem
Abang2,152 mBangli
Adeng1,826 mTabanan
Batukaru2,276 mTabanan
Batur1,717 mBangli
Banyu Wedang430 mBuleleng
Catur2,098 mTabanan
Klatakan/Kelatakan698 mJembrana
Kutul842 mBuleleng
Lempuyang/Seraya1,058 mKarangasem
Lesung/Lesong1,860 mBuleleng
Lok Badung1,028 mBuleleng
Merbuk1,356 mJembrana
Mesehe1,300 mJembrana
Musi1,215 mJembrana
Mundi529 mKlungkung
Ngandang622 mJembrana
Patas1,414 mBuleleng
Penulisan1,745 mBangli
Pohen/Pohang2,089 mTabanan
Prapat Agung310 mBuleleng
Sanghyang/Sengjang2,087 mTabanan
Sangiang1,004 mJembrana
Sidemen826 mKarangasem
Silang Jana1,903 mBuleleng

Agung

Gunung Agung adalah yang tertinggi di Bali (3,142 mdpl), berdiri dan terbentang di bagian tengah-timur dari pulau Bali, berlokasi di Kabupaten Karangasem. Secara geologis, Gunung Agung adalah sebuah stratovolcano aktif, dan telah memiliki letusan besar di masa lalu, yang paling signifikan adalah pada tahun 1963. Tetapi semenjak letusan terakhir tahun 1963, tidak ada lagi aktifitas vulkanik sampai hari ini, bisa dikatakan bahwa gunung Agung sedang tidur sekarang. Menurut masyarakat Hindu di Bali, Agung adalah gunung yang paling suci di Bali dan sebagai tempat sakral bagi pura yang terbesar di Bali yaitu Pura Besakih. Agung sangat populer dengan pendaki gunung dan trekker, gunung Agung sangat terkenal dengan pendakian matahari terbit (sunrise trekking) tetapi karena kesulitannya, gunung Agung kurang terkenal bagi turis dibandingkan dengan gunung Batur.

Gunung berapi Agung
Pura Besakih dan Gn. Agung dibelakangnya

Letusan Gunung Agung
Letusan Gn. Agung - Mei 1963

Gunung Agung meletus pada Mei 1963, dengan Pura Besakih di lereng depannya. Letusan Gunung Agung menyebabkan banyak kesulitan dan penderitaan di Bali selama dan setelah 1963. Gunung berapi ini sebelumnya tidak meletus dalam catatan sejarah. Letusan terjadi pada saat pelaksanaan upacara keagamaan Eka Dasa Rudra yang diadakan pada setiap 100 tahun sekali di Pura Besakih.

Batur

Gunung Batur adalah sebuah stratovolcano kecil di utara-tengah pulau Bali terletak di Kabupaten Bangli. Batur memiliki ketinggian 1,717 meter dan memiliki beberapa kawah. Gunung Batur terletak dalam kaldera besar, terdapat sisa-sisa letusan dahsyat pada masa prasejarah dari gunung berapi yang pernah memiliki ketinggian lebih dari 4,000 meter ini. Batur adalah gunung berapi yang masih tetap aktif sampai hari ini dan telah tercatat meletus lebih dari 20 kali dalam dua abad terakhir. Letusan besar terjadi pada tahun 1917 , 1926 dan 1963 (tahun yang sama dengan letusan besar gunung Agung), sehingga membuat gunung Batur adalah gunung berapi yang paling aktif di pulau dewata Bali. Liburan, Bali, Wisata Batur adalah tempat populer untuk mendaki di kalangan wisatawan dan menjadi tempat wisata favorit untuk trekking di Bali, Batur sangat populer untuk pendakian pada waktu matahari terbit (sunrise trekking), pada puncaknya bebas dari tutupan hutan, sehingga menawarkan pemandangan yang indah, spektakuler dan mudah diakses. Istilah "Batur" sering merujuk pada seluruh kaldera, termasuk gunung Abang, puncak ketiga tertinggi di Bali yang terletak di sepanjang pinggirannya.

Pegunungan dan Gunung Berapi di Pulau Bali Indonesia
Dari kiri: Batur, Abang dan Agung

Batukaru

Gunung Batukaru juga dieja Batukau atau Watukaru adalah gunung tertinggi kedua di Bali dengan ketinggian 2,276 meter, terletak di Kabupaten Tabanan. Batukaru berasal dari kata Bali "Batu/Watu" berarti "batu", dan "Karu/Kau" berarti "batok/tempurung kelapa" dalam bahasa Bali. Batukaru adalah puncak tertinggi di daerah vulkanik Bedugul tetapi tidak aktif sampai sekarang. Gunung Batukaru juga disucikan oleh masyarakat Hindu Bali, dan memiliki sebuah tempat suci di lereng selatannya yaitu Pura Luhur Batukaru. Batukaru relatif tidak populer bagi kalangan pendaki untuk pendakian karena tertutup hutan lebat yang membatasi pandangan. Batukaru memiliki kawah besar, yang terbesar di Bali, tapi kawah ini terbuka di ujung selatan, membebaskan sungai Yeh Mawa untuk mengalir.

Abang

Gunung Abang (2,152 mdpl) adalah titik tertinggi di rim kaldera Batur, tertinggi ketiga di Bali, terletak di Kabupaten Bangli dan Abang terletak di sebelah timur Danau Batur, Gn. Abang sebelumnya adalah bagian asli dari gunung Batur, tetapi ketika gunung berapi dengan ketinggian 4,000 meteran ini memiliki letusan besar di zaman prasejarah, kemudian tidak meninggalkan apa-apa kecuali sebuah kaldera besar dan kerucut kecil. Abang bukanlah puncak yang populer di kalangan petualang pendaki gunung, meskipun tidak sulit untuk pendakiannya, tetapi pemandangan yang sangat indah dari Gn. Batur dan danau Batur bisa kita lihat dari puncak Gn. Abang.

Adeng

Gunung Adeng adalah sebuah stratovolcano tidak aktif di daerah vulkanik Bedugul . Adeng memiliki ketinggian 1,826 meter dan terletak di Kabupaten Tabanan.

Lesung/Lesong

Gunung Lesung juga disebut Lesong adalah sebuah stratovolcano tidak aktif di wilayah vulkanik Bedugul, tepat di sebelah selatan Danau Tamblingan, yang terletak di Kabupaten Buleleng. Lesung memiliki kawah besar di puncaknya, lebih dari setengah ukuran Gn. Agung. Puncak tertinggi gunung Lesung adalah 1,860 meter di atas permukaan laut. Meskipun Lesung telah pernah didaki, pendaki biasanya menghindari perjalanan panjang melalui hutan lebat untuk mencapai puncaknya.

Gunung Lesung
Gn. Lesung dan Danau Tamblingan, Bali

Catur

Gunung Catur (2,098 mdpl), kadang-kadang juga dieja Catu dan orang-orang Bali biasa menyebutnya Puncak/Pucak Mangu, adalah titik tertinggi sepanjang tepi kaldera Bedugul, dan tertinggi keempat di Bali dan Catur terletak di Kabupaten Tabanan dan juga kabupaten Badung. Catur terletak di sebelah timur Danau Beratan dan cukup populer di kalangan pendaki dan trekker meskipun hutan lebat menutupi pandangan. Pura Hindu Bali (Pura Pucak Mangu) juga terletak di sini.

Lempuyang/Seraya

Gunung Lempuyang, juga disebut Bukit Belibis/Bisbis dan Gunung Seraya, terletak di Kabupaten Karangasem, di ujung paling timur dari pulau dewata Bali, disebelah timur Gunung Agung. Puncak nya pada ketinggian 1,058 mdpl ada pada tepi selatan dari kaldera. Pura Luhur Lempuyang adalah salah satu dari sembilan pura utama di Bali yang terletak di lereng barat Gn. Lempuyang.

Sanghyang/Sengjang

Gunung Sanghyang juga disebut Sengjang atau Sengayang adalah sebuah stratovolcano tidak aktif di daerah vulkanik Bedugul. Tinggi totalnya adalah 2,087 mdpl dan terletak di Kabupaten Tabanan dan menjadi keenam tertinggi di Bali. Sanghyang hampir sepenuhnya diabaikan oleh pendaki karena situasi yang terisolasi di bagian utara dari Gunung Batukaru, sebelah barat dari Gn. Adeng dan Gn. Pohen, dan di sebelah selatan dari Gn. Lesung.

Prapat Agung

Gunung Prapat Agung adalah gunung kecil di semenanjung di ujung barat laut Bali. Prapat Agung adalah bagian dari Taman Nasional Bali Barat dengan ketinggian 310 meter, yang terletak di Kabupaten Buleleng. Prapat Agung sebagian besar terdiri dari batu kapur, menjadikannya salah satu dari tiga tempat di Bali yang terdapat batu kapur (tempat yang lainnya adalah Bukit Jimbaran dan Nusa Penida).

Pohen/Pohang

Gunung Pohen/Pohang adalah sebuah stratovolcano tidak aktif di wilayah Bedugul, yang terletak di Kabupaten Tabanan. Pohen terletak di sebelah barat daya dari Bedugul sendiri. Tingginya adalah 2,089 mdpl menjadikannya sebagai puncak kelima tertinggi di Bali.

Klatakan/Kelatakan

Gunung Kelatakan/Klatakan mempunyai ketinggian 698 m, terletak di Kabupaten Jembrana, di bagian barat dari pulau Bali.

Sangiang

Gunung Sangiang berlokasi di bagian Kabupaten Jembrana, total ketinggiannya adalah 1,004 m.

Merbuk

Gunung Merbuk tingginya adalah 1,356 m, terdapat di daerah Jembrana.

Mesehe

Gunung Mesehe dengan tinggi 1,300 m, terletak di Kabupaten Jembrana Bali.

Ngandang

Gunung Ngandang berlokasi di Jembrana dengan total tinggi 622 m.

Musi

Gunung Musi tingginya adalah 1,215 meter, juga terletak di Kabupaten Jembrana Bali adalah sebuah bukit yang tepatnya berada di timur gunung Mesehe dan di sebelah utara Taman Nasional Bali Barat.

Gunung Musi
Gn. Musi - foto via Santai Area

Mundi

Gunung Mundi berlokasi di Kabupaten Klungkung, dengan ketinggian mencapai 529 m. Klungkung hanya mempunyai satu gunung di daerah teritorinya.

Penulisan

Gunung Penulisan juga disebut Bukit Penulisan, dengan ketinggian 1,745 mdpl, terletak di kabupaten Bangli. tempat suci yang dikenal luas dan sakral bagi masyarakat Hindu Bali yaitu Pura Pucak Penulisan yang juga terletak disini.

Sidemen

Gunung Sidemen dengan tinggi 826 meters berlokasi di Karangasem Bali.

Banyu Wedang

GUnung Banyu Wedang terletak di Buleleng Bali,dengan total tinggi 430 m.

Patas

Gunung Patas mempunyai ketinggian 1,414 mdpl dan terletak di Kabupaten Buleleng.

Lok Badung

Gunung Lok Badung terletak di daerah Buleleng dengan tinggi mencapai 1,028 meter.

Kutul

Gunung Kutul berlokasi di Kabupaten Buleleng dengan total ketinggian 842 meter.

Silang Jana

Gunung Silang Jana juga terletak di Buleleng dengan tinggi mencapai 1,903 meter.

Referensi : Wikipedia, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Permalink: Daftar Nama Pegunungan dan Gunung Berapi di Pulau Bali | Bali Glory